News

Heboh Beda Data Kasus Orthrus Covid-19 Kemenkes dan Dinkes DKI, Ini Jawaban Wamenkes

Kevi Laras 23/02/2023 15:47 WIB

Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut sudah ada 30 kasus Orthrus Covid-19, sementara dari Kementerian Kesehatan baru tercatat ada 14 kasus di Indonesia.

Heboh Beda Data Kasus Ortus Covid-19 Kemenkes dan Dinkes DKI, Ini Jawaban Wamenkes. (Foto: Kevi Laras/MNC Media)

IDXChannel – Masyarakat dihebohkan perbedaan data terkait jumlah kasus dan varian Covid-19 antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Sebab, hal itu menyebabkan masyarakat menjadi bingung.

Contohnya, data kasus Covid-19 untuk varian Orthrus. Data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut sudah ada 30 kasus, sementara dari Kementerian Kesehatan baru tercatat ada 14 kasus di Indonesia.

Mendengar ini, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof Dante Saksono Harbuwono menegaskan data yang benar dari Kemenkes. 

"Jadi kalau mau tanya datanya, mana paling benar adalah yang kita punya. Karena data kita punya adalah kumpulan dari data nasional," jelas Prof Dante dalam Konferensi Pers Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2023, di Jakarta, Kamis (23/2/2022)

Sehubungan dengan data ini, Prof Dante mengaku Kementerian Kesehatan memiliki sekitar 52 laboratorium di Indonesia tersebar. Guna mendapatkan laporan data kasus yang dikonfirmasi setiap harinya. 

Data kasus Covid-19, menurutnya juga bisa berubah-ubah. Sebab dalam pemeriksaannya, menggunakan genome sequencing (whole genome sequencing/wgs) untuk menentukan secara detail mengetahui varian apanya.

"Kita punya namanya genome sequencing di 52 laboratorium di seluruh Indonesia, dan itu akan mewakili pelaporan dan akan diidentifikasi bahkan hampir setiap hari dalam pelaporan-pelaporan datanya," sambung Prof Dante lebih lanjut 

Untuk varian Orthrus dilaporkan pertama kali di India pada Juli 2022. Hingga 18 Januari sudah dilaporkan sebanyak lebih dari 12 ribu kasus di 66 negara, dengan kasus terbanyak di Inggris, Denmark, Singapura, dan Selandia Baru.

Saat ini masuk dalam kategori variants under monitoring (VuM) Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai salah satu garis keturunan dari varian BA 2.75. Artinya varian ini, dicurigai memiliki karakteristik virus yang memicu risiko di masa mendatang.

(FRI)

SHARE