Hindari Tarif 36 Persen, Thailand Tawarkan Paket Perjanjian Dagang Baru ke AS
Thailand mengajukan permohonan perpanjangan penangguhan tarif impor Amerika Serikat hingga 90 hari dari masa tengat yang berakhir pada 9 Juli 2025.
IDXChannel- Pemerintah Thailand mengajukan permohonan perpanjangan penangguhan tarif impor Amerika Serikat hingga 90 hari dari masa tengat yang berakhir pada 9 Juli 2025. Thailand menawarkan sejumlah paket perjanjian dalam proposal barunya tersebut.
Menurut laporan Bloomberg, Senin (7/7/2025), Thailand ingin melanjutkan negosiasi perdagangan antara kedua negara. Menteri Keuangan Thailand, Pichai Chunhavajira menyebut proposal baru ini bertujuan mendorong kenaikan volume perdagangan bilateral.
Thailand juga inigin mengurangi surplus perdagangan sebesar USD46 miliar sekitar 70 persen dalam lima tahun dan mencapai keseimbangan dalam tujuh hingga delapan tahun mendatang.
Permintaan ini muncul menjelang habisnya moratorium tarif 10 persen yang berlaku selama 90 hari. Jika tidak ada kesepakatan, tarif dapat melonjak hingga 36 persen sesuai ancaman AS.
Menteri Pichai berharap tarif dapat tetap berada di kisaran 10–20 persen. Idealnya masih 10 persen dengan proposal resmi yang akan diajukan sebelum tenggat pada 8 Juli.
Penekanan utama negosiasi adalah pada isu hambatan non-tarif, di mana sebagian besar impor AS sudah terkena tarif nol persen di bawah FTA. Selain tarif, kurs mata uang dan pembiayaan pertahanan juga menjadi agenda negosiasi.
Thailand sebelumnya telah mengajukan paket lima poin, termasuk peningkatan impor produk AS (energi, pertanian), pengetatan aturan asal barang (rules of origin), serta insentif investasi yang menciptakan pekerjaan di AS. Paket ini mendapatkan sambutan positif dari pejabat AS seperti Scott Bessent.
Saat ini, proses negosiasi masih berlangsung intens melibatkan diskusi teknis dan pembicaraan tingkat tinggi. Thailand optimistis bisa mencapai kesepakatan yang adil dan seimbang, sembari menghindari tarif tinggi dan menjaga hubungan dagang strategis dengan AS.
(Ibnu Hariyanto)