Ibu Negara Direndahkan, Menteri BUMN: Tidak Bisa Dibiarkan
Jagat media sosial ramai dengan postingan seseorang yang dianggap merendahkan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo.
IDXChannel - Jagat media sosial ramai dengan postingan seseorang yang dianggap merendahkan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, hal tersebut tidak dapat dibiarkan.
Pengguna Twitter dengan akun @koProfilJati mengunggah foto Ibu Iriana bersama istri Presiden Korea Selatan, Kim Keon Hee, dengan keterangan yang merendahkan Ibu Negara Indonesia. Sang pemilik akun seakan-akan membandingkan standar kecantikan antara Kim Keon Hee dan Iriana Joko Widodo.
Erick mengaku dirinya sedih dan terpukul karena postingan senonoh akun @koProfilJati yang merendahkan simbol negara.
"Saya sangat sedih dan sangat terpukul ketika hal-hal ini justru dianggap biasa, ini tidak biasa," tegas Erick melalui akun Instagramnya, Jumat (18/11/2022).
Dia menilai sikap tersebut bukanlah tindakan biasa, namun sebuah perilaku yang bukan menjadi budaya Indonesia. Karena itu, tidak bisa dibiarkan begitu saja.
"Seseorang yang menghina Ibu Negara kita, simbol negara kita, dan juga di sini ada Twitter dari mas Wali (mas Gibran) dan Mas Kaesang. Dan tentu saya melihat kita tidak boleh diam. Apalagi membuatnya menjadi bahan bercandaan yang tidak baik, kita tidak boleh menjadi bangsa yang nyinyir, kufur nikmat," ucapnya.
Erick mencatat cuitan pemilik akun tersebut bisa dipahami sebagai sikap patriarki antara atasan dan bawahan. Pasalnya, dalam postingan itu pemilik akun memposisikan Iriana Jokowi sebagai seorang pembantu, sementara Kim Keon Hee sebagai tuan nyoya.
Erick menegaskan pandangan patriarki adalah pemahaman kuno yang tidak bisa diberlakukan lagi. Apalagi, saat ini lahir perempuan-perempuan dengan karya besar dan hebat.
"Di mana budaya patriarki hal ini sudah kuno sebenarnya, terlepas dari kebebasan bersosial media. Saya menjadi saksi bagaimana perempuan membuat karya-karya hebat," ucap Erick.
Di kementerian BUMN sendiri, Erick Thohir sudah mendorong kepemimpinan perempuan hingga 25 persen. Ini menjadi agen perubahan di BUMN.
"Bahkan kita lihat di G20 kemarin terjadi banyak kontribusi perempuan perempuan hebat, Ibu Menlu, Ibu Menkeu, dan banyak figur -figur wanita lain yang saya tidak bisa sebut satu per satu. Kecantikan perempuan tidak bisa diukur dari satu standar saja, tentu tidak adil kita membanding-bandingkan, Karan sesungguhnya kecantikan perempuan itu berasal dari hati dan tentu selalu saya bilang akhlak-nya. Ini konten sangat tidak baik, ini bukan kultur bangsa kita," tutup Erick. (RRD)