News

Ikatan Dokter Bedah RI Ungkap Kesenjangan Pendapatan Masih Jadi Masalah Utama

Kevi Laras 14/05/2023 20:30 WIB

Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (IKABI) mengatakan ada tiga hal jadi tantangan utama di dunia kedokteran Indonesia.

Ikatan Dokter Bedah RI Ungkap Kesenjangan Pendapatan Masih Jadi Masalah Utama. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (IKABI) mengatakan ada tiga hal jadi tantangan utama di dunia kedokteran Indonesia. Salah satunya, persoalan pendapatan atau gaji para dokter.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum IKABI, DR dr Yusirwan Yusuf, SpB, SpBA(K), MARS.  Selain dari pendapatan, tantangan lain terkait kepastian terjaganya kebersamaan dalam berorganisasi.

Kemudian, tantangan dalam menjamin aspek perlindungan hukum bagi profesi. Ketiga tantangan utama di atas, ia tegaskan harus dipikul bersama.

"Hal-hal itu merupakan tanggung jawab dan beban kita bersama ke depan. Karenanya, kami membentuk Kelompok Kerja Remunerasi untuk menyelesaikan persoalan ini.  Kami sepakat duduk bersama dan berjuang bersama,” kata Yusirwan dalam keterangan tertulis, Minggu (14/5/2023)

Pesan-pesan tersebut, disampaikan di tengah acara pelantikan Pengurus Pusat IKABI Masa Bakti 2023-2026 yang juga dihadiri oleh Ketua Umum PB IDI, DR dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT yang juga berpesan agar bisa mengelola setiap permasalahan terkait dokter bedah.

Bahkan tak lupa, DR Adib juga menyinggung agar bisa menyuarakan Rancangan Undang-undang (RUU) Kesehatan ditunda terlebih dahulu, namun bukan menolak. Katanya, masih banyak substansi harus dibahas dan dimasukkan ke dalamnya.

"Bahasa kami bukan menolak, tapi menunda. Masih banyak substansi lebih mendalam yang harusnya bisa dimasukkan, misalnya soal peningkatan anggaran kesehatan, keamanan data kesehatan, aborsi, dan hal-hal terkait pelayanan transformasi kesehatan lainnya," kata dr Adib

"Jangan terlalu terburu-buru. Kami tidak ingin ada upaya sengaja mempercepat RUU Kesehatan, agar tak ada produk regulasi yang cacat secara hukum konstitusi, tidak mendatangkan manfaat bagi rakyat, dan legitimasinya lemah karena tak didukung tenaga kesehatan kita,” jelasnya. (NIA)

SHARE