Imbas Cuaca Panas dan Kemarau, Sungai Amazon Alami Kekeringan Ekstrem
Cuaca panas berkepanjangan diiringi kemarau membuat Sungai Amazon di Brasil berada dalam keadaan darurat.
IDXChannel - Cuaca panas berkepanjangan diiringi kemarau membuat Sungai Amazon di Brasil berada dalam keadaan darurat. Dilaporkan Mongabay, Selasa (10/10/2023) tingkat air di sungai dan danau-danau yang ada sekitaran lembah telah turun ke titik terendah.
Saking parahnya sampai dasar sungai bisa tampak terlihat. Bahkan bagian sungai yang biasa mengalirkan air buat lahan-lahan pertanian ikut mengalami kekeringan parah. Keadaan itu justru memberikan dampak yang sangat buruk buat masyatakat dan fauna yang hidup berdampingan denan Sungai Amazon.
Saat ini dilaporkan AP masyarakat yang tinggal di wilayah Sungai Amazon mengalami kesulitan mendapatkan suplai makanan dan air bersih.
Distribusi bahan bakar juga terhambat karena sungai tersebut tidak bisa lagi dilalui melalui perahu atau kapal-kapal kecil saking keringnya. Berbagai hewan yang hidup di Sungai Amazon juga mengalami nasib buruk.
Ikan-ikan mati karena kekeringan yang ekstrem. Bahkan satwa langka lumba-lumba merah jambu mati dan terdampar di pantai.
Mengerikannya lagi AP menyebutkan kondisi buruk tersebut diprediksi akan berlangsung hingga awal tahun 2024. Hal itu tentu akan membuat situasi masyarakat dan fauna yang ada di wilayah Sungai Amazon berada di ujung tanduk.
"Air Sungai Amazon kami gunakan untuk minum, mandi, dan memasak. Tanpa air tidak ada kehidupan," ujar do Carmo yang sehari-hari bekerja sebagai pemancing ikan di Sungai Amazon.
Joaquim Mendes da Silva, tukang kayu berusia 73 tahun mengatakan kondisi kekeringan ekstrem itu seolah-olah membuat masyarakat di sekitar Sungai Amazon terisolasi. Mereka tidak bisa kemana-mana karena sangat bergantung pada transportasi air.
"Anak-anak sudah tidak bersekolah lagi sejak sebulan lalu karena untuk datang ke sekolah sangat tidak mungkin," jelasnya.
Mongabay menyebutkan Amazon umumnya selalu menerima lebih sedikit curah hujan sepanjang tahun dibandingkan wilayah lainnya. Curah hujan itu yang membuat Amazon menjadi paru-paru dunia karena memiliki hutan terbesar di dunia.
Hanya saja tahun ini musim kemarau yang terjadi sangat buruk. Dua fenomena alam yang terjadi bersamaan juga membuat Amazon mengalami situasi yang sangat buruk.
Pertama, El Nino semakin membuat kondisi jadi lebih parah lagi. El Nino, menghasilkan arus udara dari timur ke barat di atas Hutan Hujan Amazon.
Kedua, pemanasan perairan tropis utara Samudera Atlantik yang menciptakan angin utara-selatan melintasi bioma. Arus udara inilah yang menjadi penghambat terbentuknya awan hujan.
“Dengan dua fenomena yang terjadi secara bersamaan, kita mengalami kekeringan yang lebih hebat yang juga berdampak pada wilayah bioma Amazon yang lebih luas,” ujar Renato Cruz Senna, ahli meteorologi dan peneliti di Institut Nasional Penelitian Amazon (INPA) di Brasil.
Dampak lanjutan dari kondisi ini juga akan sangat mengerikan. Selain kekurangan air minum, gas, makanan, dan pasokan penting lainnya, sebanyak 37.000 penduduk yang ada di sekitaran Sungai Amazon akan menghadapi masalah kesehatan.
“Kita mengalami penyakit pernapasan, diare, dan masalah kesehatan lainnya yang semakin parah akibat kekeringan. Kami bergantung pada sambungan sungai untuk membantu pasien. Situasi saat ini tidak terpikirkan,” kata David Bemerguy, pejabat setempat di Benjamin Constant, Amazon, Brasil.
(SLF)