News

Indonesia Targetkan Eliminasi Tuberkulosis di 2030, Tekan Kasus hingga 90 Persen

Syifa Fauziah/MPI 17/02/2024 14:02 WIB

Angka kasus Tuberkulosis atau TB masih cukup tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan angka kematian TB di Indonesia capai 10,6 ribu kasus.

Indonesia Targetkan Eliminasi Tuberkulosis di 2030, Tekan Kasus hingga 90 Persen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Angka kasus Tuberkulosis atau TB masih cukup tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan angka kematian TB di Indonesia capai 10,6 ribu kasus.

Dokter Spesialis Paru, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc., Sp.P(K) mengatakan kondisi tersebut harus segera diatasi. Salah satu caranya dengan menargetkan eliminasi TB di Indonesia pada 2030.

"Agendanya adalah menurunkan kasus kematian sebanyak 90 persen, menurunkan kasus insiden sebanyak 80 persen, dan meniadakan beban biaya untuk pasien dan keluarga TB sebanyak 0 persen," ujar dr Erlina dalam pemaparannya saat Pengukuhan Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Indonesia, Sabtu (17/2/2024).

Dokter yang baru saja dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap di Fakultas Kedokteran Indonesia ini mengatakan untuk mencapai target tersebut tentunya harus ada perubahan dan transformasi dari segala bidang. Mulai dari mengoptimalkan instrumen yang ada, seperti diagnosis, pengobatan, hingga pencegahan, memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada untuk membuat vaksin baru.

"Vaksin BCG sekarang enggak efektif, harus ada vaksin baru. Sekarang obat-obatan dengan durasi singkat, ayo manfaatkan harus pencegahan, kalau ini dilakukan Insya Allah bisa menuju eliminasi yang targetnya adalah hanya 1 kasus TB per satu juta penduduk, artinya kalau di Indonesia tahun 2030 ada 300 juta penduduk hanya boleh 300 orang yang sakit TB, yuk bersama-sama menuju itu," bebernya.

Dokter Erlina mengaku sangat iri dengan kesuksesan Covid-19, di mana para medis hingga masyarakat awam teredukasi dan tersadarkan tentang pentingnya pencegahan Covid-19. Hal tersebut juga yang ia inginkan dari kasus TB.

"Saat Covid-19 kita berkolaborasi, kita butuh kolaborasi mulai dari presiden dengan seluruh kementerian, enggak hanya Kementerian Kesehatan karena TB cuma 30 persen, selebihnya non medis, jadi semua kementerian harus terlibat. JKN, inovasi ekosistem, pebisnis pelaku usaha, organisasi profesi, agama, budaya, institusi pendidikan dan semuanya kolaborasi dalam orkestrasi melakukan inovasi," tuturnya.

Menurutnya dengan sinergi gerak bersama dalam eliminasi ini, Indonesia bisa eliminasi TB pada 2030. "Tapi syaratnya harus ada satu dirigen yang mampu menggerakkan kita semua menuju eliminasi TB tahun 2030, bahkan sampai mencapai Indonesia emas 2045, Indonesia sejahtera, adil, dan makmur," ujarnya.

(FRI)

SHARE