IndoVac Belum Disebar, Bandung Masih Andalkan Vaksin Impor
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengaku, belum menerima alokasi vaksin buatan dalam negeri IndoVac
IDXChannel - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengaku, belum menerima alokasi vaksin buatan dalam negeri IndoVac. Saat ini, vaksin Covid-19 di Kota Bandung masih mengandalkan vaksin impor, Pfizer dari Amerika Serikat (AS)
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ira Dewi Jani mengatakan, meski IndoVac sudah resmi diluncurkan, tapi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum menerbitkan surat edaran terkait distribusi vaksin tersebut.
"Sampai sekarang belum ada surat edaran dari Kemenkes untuk penggunaan IndoVac termasuk alokasinya. Sekarang baru terimanya Pfizer," ucap Ira, Selasa (1/11/2022).
Pemkot Bandung, kata dia, baru saja mendapatkan suplai vaksin Covid-19 setelah lama kosong. Kota Bandung mendapatkan 6.000-12.000 dosis vaksin untuk digunakan vaksinasi satu hingga tiga.
Untuk Kota Bandung, Kemenkes mengalokasikan vaksin Covid-19 jenis Pfizer sebanyak 1.000 vial. Setiap 1 vial, berisi 6 dosis vaksin. Sehingga jika dihitung, sekitar 6.000 untuk dosis full atau 12.000 untuk penggunaan setengah dosis vaksin Covid-19.
Jenis Pfizer bisa digunakan untuk semua dosis, baik dosis I, II, III (booster I), dan IV (booster II khusus nakes). Sesuai dengan arahan Ketua Satgas Covid-19 atau Asisten 1 Pemkot Bandung, stok vaksin saat ini harus dibagi rata ke 151 kelurahan.
"Sebab, tiap kelurahan itu ada yang puskesmasnya lebih dari satu. Sehingga adilnya dibagi ke masing-masing kelurahan saja. Berarti ada yang dapat 6 atau 7 vial per kelurahan," imbuh Ira.
Sementara itu, Bio Farma menyebutkan, saat ini telah menyelesaikan uji klinis Vaksin IndoVac untuk vaksinasi lanjutan atau penguat (booster) dengan hasil sementara dapat meningkatkan titer antibodi dan netralisasi Omicron.
Tetapi masih dalam proses pengujian untuk mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Bio Farma telah submit hasil uji klinis tersebut ke BPOM pada 10 Oktober 2022. Berdasarkan studi booster melalui uji klinis yang dimulai 1 September 2022, untuk data safety dan immunogenicity 14 hari setelah suntikan kedua, booster vaksin IndoVac dapat meningkatkan titer antibodi dan netralisasi varian Omicron.
Perseroan menargetkan, EUA untuk IndoVac booster dewasa (18+) dapat diterbitkan pada akhir Oktober 2022.
Bio Farma terus mengembangkan IndoVac agar dapat diterima sebagai vaksin Covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun. Bio Farma telah menerima persetujuan pelaksanaan uji klinik (PPUK) dari BPOM pada 30 September 2022.
Studi booster baru bisa diajukan setelah ada laporan interim studi primer. Uji klinis untuk kelompok usia itu telah berlangsung sejak 6 Oktober 2022.
Holding BUMN Farmasi ini mengharapkan, UEA IndoVac untuk vaksinasi anak (12-17 tahun) akan diterbitkan BPOM pada awal Desember 2022.
Sementara itu, untuk IndoVac primer dan booster anak usia 6-11 tahun, uji klinis baru akan dilakukan jika sudah ada komitmen dari Kementerian Kesehatan terhadap kebutuhan vaksinasi pada anak 6-11 tahun.
(FAY)