News

Inggris Gelontorkan Rp32,89 Triliun untuk Bangun Enam Pabrik Senjata Baru

Febrina Ratna Iskana 01/06/2025 13:44 WIB

Inggris berencana menggelontorkan 1,5 miliar poundsterling atau setara Rp32,89 triliun (untuk membangun sedikitnya enam pabrik senjata baru.

Inggris Gelontorkan Rp32,89 Triliun untuk Bangun Enam Pabrik Senjata Baru. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Pemerintah Inggris berencana menggelontorkan 1,5 miliar poundsterling atau setara Rp32,89 triliun (kurs Rp21.930 per poundsterling) untuk membangun sedikitnya enam pabrik amunisi dan bahan peledak baru.

Kementerian Pertahanan (MoD) mengatakan pembangunan pabrik tersebut bakal menciptakan sekitar 1.800 lapangan kerja baru dan bakal mendukung rencana pengadaan 7.000 senjata jarak jauh buatan Inggris, termasuk pesawat nirawak dan rudal, selama beberapa tahun.

>

Menurut Kementerian Pertahanan, pendanaan baru tersebut akan membuat belanja amunisi Inggris mencapai 6 miliar poundsterling selama beberapa tahun ke depan.

Dengan begitu, belanja pertahanan Inggris akan naik menjadi 3 persen dari PDB paling lambat pada 2034, yang berdampak pada angkatan bersenjata yang lebih kuat dan meningkatnya lapangan kerja di Inggris.

Pengumuman tersebut merupakan bagian dari tinjauan pertahanan strategis (SDR) pemerintah, yang akan dipublikasikan pada Senin.

Sebagai bagian dari tinjauannya, pemerintah mengatakan akan membangun pabrik-pabrik baru untuk membuat amunisi dan bahan peledak utama yang merupakan bagian dari rencana untuk memiliki kapasitas produksi amunisi yang selalu aktif yang dapat ditingkatkan dengan cepat.

"(Guna) mencegah musuh kita dengan lebih baik", kata Menteri Pertahanan John Healey seperti dilansir dari BBC, Minggu (1/6/2025).

Partai Konservatif Inggris menyambut baik rencana investasi tersebut. Terlebih lagi perang di Ukraina menyoroti kekurangan kemampuan negara-negara Barat dalam memproduksi senjata dan amunisi. Selain itu, perwira militer senior Inggris telah lama memperingatkan tentang persediaan Inggris yang menipis.

>

Kanselir Rachel Reeves berkata: "Ekonomi yang kuat membutuhkan pertahanan nasional yang kuat, dan berinvestasi dalam persenjataan dan amunisi serta mendukung hampir 2.000 pekerjaan di seluruh Inggris dalam melakukannya adalah bukti bahwa keduanya berjalan beriringan.

"Kami memberikan keamanan bagi para pekerja di dunia yang tidak pasti dan pekerjaan yang baik, sehingga menghasilkan lebih banyak uang bagi masyarakat," ujarnya.

Healey mengatakan industri pertahanan Inggris akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dan akan meningkatkan pekerjaan terampil di setiap negara dan wilayah.

"Pelajaran yang diperoleh dengan susah payah dari invasi ilegal [Presiden Rusia Vladimir] Putin ke Ukraina menunjukkan bahwa militer hanya sekuat industri yang mendukungnya," kata Haeley.

"Kami memperkuat basis industri Inggris untuk lebih menghalangi musuh kami dan membuat Inggris aman di dalam negeri dan kuat di luar negeri,” ujarnya menambahkan.

Inggris kini telah meningkatkan produksi peluru artileri secara signifikan. Kontrak baru telah ditandatangani untuk memproduksi senjata yang lebih kompleks, seperti senjata antitank ringan generasi berikutnya (NLAW) dan rudal jelajah jarak jauh Storm Shadow (juga dikenal sebagai Scalp).

Keduanya telah dipasok ke Ukraina tetapi tingkat produksinya, di masa lalu, lambat. Angka pastinya tidak dipublikasikan.

Dengan adanya perang di Ukraina, permintaan global untuk bahan peledak dan propelan juga tinggi. Inggris sering kali harus mendapatkan bahan dari luar negeri.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE