Ini Sejarah Hubungan Trump-Musk, dari Sekutu Jadi Musuh
Hubungan antara CEO Tesla Elon Musk dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memburuk dalam beberapa hari ke belakang.
IDXChannel - Hubungan antara CEO Tesla Elon Musk dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memburuk dalam beberapa hari ke belakang. Padahal, keduanya sempat menjadi sekutu dekat.
Dilansir dari Yahoo Finance pada Minggu (8/6/2025), Musk mendukung politikus Partai Republik itu tak lama setelah percobaan pembunuhan terhadap Trump pada masa kampanye pilpres AS 2024.
Setelah itu, Musk sering muncul di rapat umum, menyuarakan dukungannya terhadap Partai Republik, dan menjanjikan jutaan dolar untuk kampanye Trump.
Musk menjadi salah satu donatur kampanye Trump terbesar. Berkat pengaruhnya, banyak tokoh Silicon Valley ikut mendeklarasikan dukungan untuk Trump.
Setelah Trump terpilih, dia menunjuk Musk sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah, yang dikenal dengan julukan DOGE. Tujuan dari badan tersebut adalah untuk menghilangkan pemborosan pemerintah.
Musk mengklaim DOGE berhasil memangkas pengeluaran pemerintah hingga miliaran dolar. Namun, sepak terjang Musk di dunia politik membuat banyak orang memboikot Tesla.
Musk secara resmi mundur sebagai pemimpin DOGE akhir bulan lalu. Dia mengaku ingin fokus mengurus Tesla usai produsen mobil listrik itu mencatat penurunan laba yang besar pada awal 2025.
Beberapa hari kemudian, Musk mulai secara terbuka mengkritik rancangan undang-undang (RUU) pajak yang diusung Trump. Dia menyebut RUU itu akan menambah triliunan dolar pada utang nasional selama 10 tahun ke depan.
RUU tersebut juga akan menghilangkan kredit pajak mobil listrik, insentif pemerintah yang penting bagi Tesla. Setelah lolos di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). RUU tersebut kini akan dibawa ke Senat. Trump menargertkan untuk menandatanganinya menjadi undang-undang paling lambat pada 4 Juli 2025.
"RUU ini keterlaluan dan penuh dengan omong kosong. Ini adalah hal buruk yang menjijikkan," kata Musk di platform media sosial X awal pekan ini.
Perseteruan keduanya memanas sepanjang pekan. Trump mengancam akan mencabut semua kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan Musk.
Musk menyebut Trump tidak akan menang pilpres tanpa dukungannya. Dia juga menuduh Trump ada dalam dokumen kasus Jeffrey Eipstein, pelaku perdagangan manusia dan prostitusi di bawah umur.
Musk kemudian menghapus cuitannya tentang keterkaitan antara Trump dan Eipstein. Dia tidak menjelaskan alasan kenapa postingan itu dihapus. (Wahyu Dwi Anggoro)