Intip Profil dan Kekayaan Calon Panglima TNI Yudo Margono, Punya 51 Tanah dan Bangunan
Presiden Jokowi menunjuk KSAL, Laksamana Yudo Margono, menjadi calon tunggal Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
IDXChannel - Mendekati masa pensiun Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya mengirim Surat Presiden (Surpres) pergantian Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) kepada DPR RI, Senin (28/11/2022).
Dalam surat itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono, menjadi calon Panglima TNI. Menteri Sekretaris Kabinet (Mensesneg) Pratikno mengungkapkan salah satu pertimbangan pemilihan Yudo untuk rotasi matra di kepemimpinan TNI.
Lantas, seperti apa profil dan berapa jumlah harta kekayaan Laksamana Yudo Margono?
Dilansir dari Okezone.com, Yudo Margono lahir dan besar di Desa Garon, Madiun, Jawa Tengah pada 26 November 1965. Ia mengenyam Pendidikan dasar di SDN 02 Garon dan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Mejayan.
Yudo Margono juga sudah menempuh beberapa Pendidikan militer di antaranya, AAL (1988 A), Kursus Korbantem (1989), Kursus Perencanaan Operasi Amphibi (1990), Kursus Pariksa (1992), Dikspespa/Kom Angkatan 6 (1992/1993), Diklapa II/Koum Angkatan 11 (1997/1998), Seskoal A-40 (2003), Sesko TNI A-38 (2011), dan Di lemhannas RI PPRA A-52 (2014).
Ia merupakan Alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) ke-XXXIII dan saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) ke-27 sejak 20 Mei 2020.
Sebelum menjabat sebagai KSAL, karier militer Yudo dimulai sebagai Asus Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332 (1988) kemudian dipromosikan menjadi Kadep ops KRI Ki Hajar Dewantara, Palaksa KRI Fatahillah 361, Komandan KRI Pandrong 801, Komandan KRI Sutanto 877, hingga Komandan KRI Ahmad Yani 351.
Setelah malang melintang di atas kapal, ia dipromosikan menjadi Komandan Lanal Tual (2004—2008), Komandan Lanal Sorong (2008—2010), Komandan Satkat Koarmatim (2010—2011), Komandan Satkor Koarmatim (2011—2012), Komandan Kolat Koarmabar (2012—2014), Paban II Ops Lat Sopsal (2014—2015), Komandan Lantamal I Belawan (2015—2016), Kepala Staf Koarmabar (2016—2017).
Dan kembali mendapat promosi sebagai menjadi Pangkolinlamil (2017—2018), Pangkoarmabar (2018), Pangkoarmada I (2018—2019), Pangkogabwilhan I (2019—2020), Kasal (2020—Sekarang).
Dari berbagai jabatan yang yudo Margono jalani, ia berhasil mengumpulkan Pundi-pundi kekayaan mencapai Rp17,970 miliar. Hal tersebut tercatat pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK yang dilaporkan pada 22 Maret 2022. Berikut rincian hartanya:
Yudo Margono dalam laporannya tercatat memiliki 51 unit tanah dan bangunan yang tersebar di Bogor, Surabaya, Madiun, Tangerang, Bekasi, Sorong, dan Sidoarjo. Dari semuanya, dua unit termahal berada di Surabaya, masing-masing berupa tanah dan bangunan seluas 29 m2/246 m2 seharga Rp1,5 miliar, dan tanah seluas 300 m2 seharga 300 m2 seharga Rp1,1 miliar.
- Kendaraan Mewah
Dalam LHKPN tersebut, Yudo memiliki lima unit kendaraan dengan total mencapai Rp1,63 miliar. Kendaraan miliknya terdiri dari dua motor Honda tahun 2010 dan 2013 yang masing-masing seharga Rp10 juta dan Rp13 juta, Mitsubishi Pajero Sport Jeep tahun 2010 seharga Rp310 juta, Toyota Fortuner Jeep tahun 2012 seharga Rp300 juta, dan Alphard tahun 2021 seharga Rp1 miliar menjadi yang termahal.
Jika melihat tahun pembuatannya, Toyota Fortuner miliknya dibekali mesin dengan kapasitas 3.956 cc yang menghasilkan tenaga 238 hp pada 5.200 rpm dan torsi 376 Nm pada 3.800 rpm, sehingga kecepatan maksimum mobil tersebut adalah 180 km/jam.
Sedangkan Mitsubishi Pajero Sport keluaran tahun 2010 berbekal mesin 4D56 dengan kapasitas 2.477 cc yang dapat menghasilkan tenaga 138 hp dan torsi 314 nm.
Untuk Toyota Alphard miliknya dibekali mesin berkapasitas 2.494 cc 4 silinder DOHC dengan transmisi otomatis yang mampu menghasilkan tenaga puncak 178 hp dan torsi maksimum 234 Nm.
- Harta lainnya
Selain kendaraan dan rumah pribadi, Yudo Margono juga memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp365 juta, serta Kas dan Setara Kas seharga Rp5,52 miliar. LHKPN milik Yudo tercatat tidak memiliki utang.
Penulis: Ahmad Fajar
(FRI)