News

Introduksi Vaksinasi DBD akan Dimulai 2025

Wiwie Heryani 17/01/2024 15:15 WIB

Kemenkes memastikan introduksi vaksin DBD akan mulai dilakukan pada 2025.

Introduksi Vaksinasi DBD akan Dimulai 2025. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejauh ini memang masih terus mengkaji vaksin demam berdarah dengue (DBD) yang dikenal sebagai Travalent Dengue Vaccine (TDV) untuk dijadikan program vaksinasi nasional.

Namun, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes DR. dr. Maxi Rein Rondonuwu memastikan introduksi vaksin DBD akan mulai dilakukan pada 2025.

“Jadi yang DBD belum introduksi tahun ini. Kita lihat tahun depan,” ujar Maxi saat diwawancara di Diskusi Publik ‘Peran Masyarakat Dalam Perlindungan Keluarga Terhadap Ancaman Dengue’ di Grand Capitol Ballroom, Hotel Manhattan, Jakarta, Rabu (17/1/2024).

Meski begitu, ia juga memastikan beberapa daerah yang telah memiliki Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang memadai, sudah bisa mulai melakukan introduksi terkait vaksin DBD. Salah satunya, seperti di Kalimantan Timur.

“Tapi di samping itu kita juga sudah izinkan daerah-daerah ya. Jadi sebenarnya introduksi sudah mulai, di daerah-daerah tertentu yang kapasitas di skala APBD-nya bagus, sudah mulai, seperti di Kaltim, daerah yang sudah mau, ya silakan,” tuturnya.

Sebelumnya, Maxi sempat mengungkapkan, untuk dapat menekan angka kejadian dengue di Indonesia, diperlukan pelaksanaan strategi yang menyeluruh dan sistematis.

Untuk itu, pihaknya melihat penguatan sistem dan data menjadi kunci yang akan dapat mengantarkan Indonesia kepada tujuan bersama ‘nol kematian akibat dengue’ di 2030.

“Tapi tentunya hal ini tidak lepas dari perlunya sinergi yang kuat antara berbagai pihak, baik pemerintah, maupun sektor swasta,” ujar Maxi.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kemenkes telah meluncurkan Aplikasi Sistem Informasi Arbovirosis (SIARVI) pada bulan Februari 2023 lalu, yang ke depannya akan menjadi alat bantu kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan surveilans dengue dan Arbovirosis lainnya yang dapat menampilkan data real time.

Di sisi lain, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht mengatakan, selain memperkuat pengumpulan dan validasi data persebaran dengue di Indonesia, diperlukan juga intervensi inovasi guna menurunkan angka kejadian dengue.

“Seperti yang kita ketahui, sampai saat ini, belum ada obat yang spefisik untuk menyembuhkan dengue. Oleh karena itu, Takeda berkomitmen untuk memerangi dengue dengan membuka akses yang luas terhadap inovasi pencegahan dengue,” kata Andreas.

“Dalam hal ini, kami turut menggandeng Bio Farma sebagai mitra, untuk bersama-sama melindungi lebih banyak masyarakat dari bahaya dengue,” tutur Andreas.

Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya menyampaikan, salah satu program yang mendukung pencapaian ‘nol kematian akibat dengue 2030’ adalah Program Vaksinasi DBD yang diluncurkan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 12 November 2023 lalu.

“Ini merupakan pertama kalinya program vaksinasi untuk DBD dilakukan di Indonesia, dan sebanyak lebih dari 19.000 dosis kami alokasikan untuk Kalimantan Timur. Kami melihat ini adalah sebuah momentum bagi Indonesia untuk menurunkan angka kasus DBD dan mendekati tujuan ‘nol kematian akibat dengue’ di 2030,” ucapnya.

(YNA)

SHARE