Jaga Keamanan KTT ASEAN, BPOM Uji Makanan Tiga Jam Sebelum Dihidangkan
KTT ke-42 ASEAN akan berlangsung tanggal 9 sampai 11 Mei 2023 di Labuan Bajo.
IDXChannel - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) memastikan pengawasan makanan yang disantap para kepala negara ASEAN dalam penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebelumnya, telah ditemukan zat kimia berbahaya di dalam makanan yang akan disantap oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang berkunjung ke Labuan Bajo bersama rombongan keluarga.
Kepala Loka POM Manggarai Barat Andirusmin Nuryadin mengatakan pihaknya akan terlibat dalam mengawasi dan mengamankan makanan yang akan disajikan untuk Presiden dan Wakil Presiden serta para tamu negara yang akan hadir.
"Sebagaimana yang dilakukan pada G-20 kemarin," katanya dalam keterangan resminya, Sabtu (29/4/2023).
Seperti diketahui KTT ke-42 ASEAN akan berlangsung tanggal 9 sampai 11 Mei 2023 di Labuan Bajo. Dalam kegiatan itu, para kepala negara ASEAN akan hadir dan tinggal di Labuan Bajo.
Lebih lanjut, kata Andirusmin, untuk memastikan keamanan pangan para kepala negara, BPOM dalam hal ini Loka POM Manggarai Barat akan mengawasi makanan agar aman dari delapan jenis kandungan berbahaya.
Ia menjelaskan, parameter yang akan diuji nantinya adalah Sianida, Nitrit, Arsen, Timbal, Formalin, Borak, Rhodamin B, dan Methanil Yellow.
Sistem pengawasan atau food security terhadap makanan para kepala negara, dilakukan lewat pengujian terhadap makanan tiga jam sebelumnya.
"Jika sampel makanan yang diuji aman dari delapan jenis kandungan berbahaya, maka makanan dapat disajikan kepada kepala negara," ujarnya.
Selanjutnya, hasil uji tersebut dikoordinasikan dengan Pasukan Pengamanan Presiden untuk dinyatakan layak dihidangkan atau tidak layak dihidangkan.
"Loka POM Manggarai Barat berkomitmen siap berkolaborasi dan bersinergi dalam memperkuat keamanan pangan di wilayah Manggarai Barat termasuk Labuan Bajo bersama lintas sektor terkait baik dari segi pengawasan maupun pengujian makanan," pungkasnya. (NIA)