Jejak Karier Yassierli, Guru Besar ITB yang Jadi Menaker
Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menunjuk Yassierli menjadi Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) dalam Kabinet Merah Putih.
IDXChannel - Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menunjuk Yassierli menjadi Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) dalam Kabinet Merah Putih.
"Prof Ir Yassierli PhD, Menteri Ketenagakerjaan," kata Prabowo saat mengumumkan daftar Menteri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (21/10/2024) malam.
Siapakah sosok Yassierli sehingga dipercaya Prabowo mengurusi sektor ketenagakerjaan di Indonesia?
Dari laman resmi ITB, Senin (21/10/2024), Yassierli merupakan salah satu akademisi kampus tersebut. Sosoknya juga menjadi Guru Besar dari Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB.
Yassierli menyelesaikan studinya sebagai Sarjana Teknik Industri di ITB pada 1997. Selanjutnya, dia mengambil pendidikan Magister pada 1998 dengan program studi Teknik dan Manajemen Industri di ITB dan selesai pada 2000.
Dia kemudian melanjutkan pendidikannya untuk mengambil gelar Doktor di Virginia Tech, Amerika Serikat. Akhirnya pada 2005, Yassierli mendapatkan gelar Doctor of Philosophy atau PhD Industrial and Systems Engineering.
Apabila melihat riwayat perjalanan kariernya, Yassierli sempat menjadi staf pengajar dan peneliti di Fakultas Teknologi Industri ITB pada 1998. Selain itu, dia sempat menjadi staf pengajar pada jurusan Industrial and Systems Engineering, Virginia Tech pada 2006.
Yassierli juga sempat menjabat sebagai kepala UPT Pengembangan Manusia dan Organisasi (PMO) ITB pada tahun 2015-2017. Kariernya di dunia akademik terus berlanjut hingga saat ini yang menjabat sebagai Senat Akademik ITB dan Komite Manajemen Risiko MWA ITB 2024.
Yassierli tercatat pernah menerima sejumlah penghargaan meliputi masuk 100 Tokoh K3 Indonesia tahun 2022, Certified Human Factors Professional dari BCPE USA, Penghargaan dari International Ergonomics Association (IEA) dalam Triennial Award on Promotion of Ergonomics in Developing Countries – 2021, serta Penghargaan IEOM Award on Outstanding Professor in Human Factors & Ergonomics 2021 (Industrial Engineering and Operation Management Society).
Sebelumnya, Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar mengakui bahwa jabatan Menaker memang lebih cocok diisi oleh praktisi atau akademisi dibandingkan politisi.
Dirinya menilai Yassierli merupakan sosok yang pas mengiri posisi pengganti Ida Fauziyah ini.
"Menurut saya kalau kita melihat dari sebelumnya, ketika diambil dari politikus atau parpol kurang mampu. Saya lebih setuju kalau dia akademisi dan praktisi, yang tidak terikat dari partai politik, sehingga bisa lebih objektif melihat kondisi ketenagakerjaan kita," katanya.
Terdapat beberapa hal di sektor ketenagakerjaan yang masih menjadi PR pemerintahan berikutnya. Di antaranya pembukaan lapangan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja, keahlian dan kompetensi angkatan kerja yang belum sesuai dengan kebutuhan industri, serta masalah formulasi pengupahan.
"Menaker ini perlu akademisi, profesional dan akademisi, yang bisa melihat secara objektif masalah ini. Kedua, syaratnya itu orang yang mau berdialog dengan stakeholder-nya, buruh juga diajak ngomong, memang perlu dialog sama pengusaha, tapi jangan timpang," kata Timboel.
(Febrina Ratna)