News

Jokowi Mewanti-wanti Perubahan Iklim dan Krisis Pangan Jadi Masalah Dunia 

Irfan Maulana/MPI 08/10/2023 07:52 WIB

Presiden Jokowi mewanti-wanti masyarakat Indonesia. Pasalnya, saat ini dunia sedang menghadapi masalah serius seperti perubahan iklim dan krisis pangan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) (Foto: Setkab)

IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti masyarakat Indonesia. Pasalnya, saat ini dunia sedang menghadapi masalah serius seperti perubahan iklim dan krisis pangan.

"Perang, perubahan iklim dan krisis pangan. Itu sesuatu yang semua negara merasakan semuanya," kata Jokowi di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (7/10/2023).

Perang yang saat ini masih berlangsung, kata dia, seperti di Ukraina dan Rusia. Perang tersebut lantas menyebabkan kenaikan harga pangan di semua negara.

"Utamannya yang makan bahan baku utamanya gandum," katanya.

Termasuk di Indonesia. Menurut dia, gandum menjadi makanan pokok di Indonesia setelah beras.

"Karena impor gandum Indonesia sudah mencapai 11 juta ton," katanya.

Jokowi mengatakan Indonesia sudah mengimpor 11 Ton Gandum dari negara lain. Lanjut dia, gandung dibutuhkan sebagai bahan pokok untuk membuat bahan pangan seperti mie dan roti.

Jokowi pun menuturkan alasan Indonesia mengimpor gandum. Kata dia, di Indonesia gandum tidak bisa tumbuh dengan sempurna.

"Tumbuh tapi tidak bisa menghasilkan gandum. 11 juta ton dari mana, 30 persen itu berasal dari Rusia dan berasal dari Ukraina," tuturnya.

Kemudian, soal beras. Kata dia, negara-negara penghasil beras saat ini tengah diterpa perubahan iklim. Di mana, kemarau panjang menyebabkan panen beras menyusut. Termasuk di Indonesia.

"Akhirnya apa ?, yang biasanya mengekspor beras, menghentikan ekspornya, tidak mengekspor beras, dipakai untuk rakyatnya sendiri," ucapnya.

Jokowi pun mencontohkan India yang sudah menyetop ekspor beras. Hal ini pun menyebabkan harga beras di seluruh dunia naik. Negara lain penghasil beras pun ikut menyetop ekspor.

"Ini kita harus hati hati mengenai ini dan problem urusan pangan bukan hanya urusan produksi tapi urusan pupuk. Kita bisa memproduksi pupuk sendiri BUMN punya pabrik pupuk," kata dia.

Namun, meskipun memproduksi pupuk sendiri, kata Jokowi bahan bakunya berasal dari negara yang berperang. Sehingga, bahan baku untuk membuat pupuk tidak bisa terkirim ke India.

"Akhirnya apa? harga pupuknya menjadi naik karena suplai bahan bakunya kurang. inilah problem-problem yang ke depan semakin banyak tantangan semakin banyak masalah dan dihadapi semua negara hampir mirip-mirip sama," pungkasnya.

(NIY)

SHARE