News

Kanker Leukimia Paling Tinggi di Indonesia, Begini Pencegahannya

15/02/2023 09:42 WIB

Hal ini mayoritas disebabkan oleh radiasi dan bahan kimia tertentu.

Kanker Leukimia Paling Tinggi di Indonesia, Begini Pencegahannya (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Leukimia tercatat sebagai kasus kanker tertinggi di Indonesia. Hal ini mayoritas disebabkan oleh radiasi dan bahan kimia tertentu.

Melansir American Cancer Society, untuk melaksanakan pencegahan secara dini, orang tua wajib tahu seperti apa gejala dari kanker darah ini. 

Menurut Kidshealth anak-anak dengan leukimia dapat: terlihat pucat, merasa sangat lelah, lemah, atau sesak napas saat bermain, sangat mudah memar, mimisan banyak atau berdarah dalam waktu lama bahkan setelah luka kecil.

Kemudian, ada pun gejala lain dari leukemia meliputi: nyeri pada tulang atau persendian, terkadang menyebabkan pincang, pembengkakan kelenjar getah bening (kelenjar bengkak) di leher, selangkangan, atau di tempat lain, nafsu makan yang buruk dan penurunan berat badan, demam tanpa gejala lain dan sakit perut.

"Leukemia jenis kanker paling umum pada anak-anak. Tetapi sebagian besar anak-anak dan remaja yang dirawat karena leukimia sembuh dari penyakit tersebut," keterangan dalam Kidshealth, Rabu (15/2/2023).

Fakta bahwa kanker leukemia tertinggi di Indonesia disampaikan, dr Teny Tjitra Sari, Sp.A(K), MPH, Ketua UKK Hematologi -Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Persentase kanker pada anak paling sering terjadi, berdasarkan data 2022, antara lain;

1. Leukemia Limfobiastik sebanyak 673 kasus
2. Leukemia myelobiastik akut: 144 kasus
3. Retinoblastoma 162 kasus
4. Osteosarkoma 91 kasus 
5. Limfoma maligna non hodgkin 75 kasus 
6. Nefroblastoma dan tumor ginjal nonepitel lainnya 63 kasus
7. Neuroblasto 53 kasus 
8. Rabdomiosar 53 kasus 
9. Leukemia myelobiastik kronis 50 kasus
10. Tumor ganas sel geminal gonad ganas 47 kasus

"Prevalensi kanker di Indonesia ini data dari srikandi registry kanker di Indonesia bahwa leukimia bahwa kanker paling sering terjadi di 14 anak dari 1.000 ribu orang," jelas dr Teny dalam Media Briefing soal Kanker pada Anak secara online, Sabtu (4/2/2023)

(DES)

SHARE