News

Kapal Laut Disebut Jadi Transportasi dengan Tingkat Kecelakaan Terendah di RI

Fiki Ariyanti 12/09/2024 17:32 WIB

Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan A. Purwantono menyebut, kapal laut menjadi moda transportasi dengan tingkat kecelakaan terendah di Indonesia. 

Kapal Laut Disebut Jadi Transportasi dengan Tingkat Kecelakaan Terendah di RI (foto dok jasa raharja)

IDXChannel - Fenomena kecelakaan angkutan umum menjadi suatu perhatian dan tanggung jawab semua pihak. Namun, kapal laut menjadi moda transportasi dengan tingkat kecelakaan terendah di Indonesia. 

Hal ini diungkapkan Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan A. Purwantono saat menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) di Yogyakarta, Rabu (11/9).

“Kami juga menyampaikan terima kasih karena dari sisi keselamatan kapal laut adalah salah satu moda transportasi dengan tingkat kecelakaan terendah di Indonesia, yaitu 0,43 persen,” kata Rivan dalam keterangan resminya, Jakarta, Kamis (12/9).

Dia menambahkan, Gapasdap memiliki kontribusi cukup signifikan, di mana Iuran Wajib Kapal Laut (IWKL) sebagai salah satu sumber pendapatan Jasa Raharja berasal dari operator yang tergabung dalam Gapasdap.

Lebih lanjut sambung Rivan, perusahaan dan Gapasdap saling memberikan kontribusi dan sinergi di bidang pelayanan, antara lain melalui monitoring keselamatan dan keamanan pelayaran pada angkutan penyeberangan.

Selain itu, memastikan kepatuhan penyetoran (IWKL), mendorong penyempurnaan tata kelola pelayanan dan keselamatan angkutan penyeberangan, serta sistem pendataan penumpang.

Dilakukan pula peningkatan keselamatan dan keamanan berlayar melalui peningkatan dan pengembangan SDM, monitoring kegiatan di lapangan, dan evaluasi penyesuaian tarif penyeberangan setiap tahunnya. 

“Tentunya ini adalah suatu kerja sama yang sangat baik yang akan terus dijaga dan ditingkatkan. Sehingga apapun moda transportasi yang digunakan kita tetap menjaga angkutan yang berkeselamatan,” ujar Rivan.

Langkah Kemenhub Perbaiki Layanan 

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Risyapudin Nursin mengatakan, angkutan penyeberangan laut merupakan salah satu fokus Kemenhub untuk terus melakukan perbaikan layanan, termasuk mewujudkan zero accident.

“Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Gapasdap atas dedikasi dan kontribusinya selama ini dalam membangun dan memajukan industri penyeberangan, dengan mengoperasikan kurang lebih 346 unit kapal penyeberangan
yang melayani 305 lintasan di seluruh wilayah Indonesia,” tuturnya. 

Risyapudin mengatakan, ke depan, Kemenhub akan terus melakukan berbagai peningkatan pelayanan, mulai dari pengaturan uji KIR yang sesuai dan terintegrasi, pengawasan pengendalian untuk buffer zone, mendeteksi angkutan berlebih (ODOL), hingga pemantauan angkutan barang yang berbahaya lainnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono menilai, menjaga keekonomian merupakan salah satu aspek penting dalam mewujudkan pelayanan yang berkeselamatan. 

“Kami mengamati, apapun modanya, ketika operasionalnya tidak dalam level keekonomian, yang akan dikorbankan adalah keselamatan,” ujarnya.

Selain karena aspek keselamatan, jika nilai keekonomian dari suatu usaha tidak terjaga, maka biaya operasionalnya akan sangat tinggi dan menyebabkan ekonomi biaya tinggi di masyarakat. 

“Seperti contoh di Merak-Bakauheni atau Ketapang-Gilimanuk, kami berharap para operator ini harus bisa beroperasi pada skala level keekonomiannya,” kata Soerjanto.

Ketua Umum DPP Gapasdap, Khoiri Soetomo menuturkan, angkutan penyeberangan sebagai salah satu bagian dari pilar
sistem logistik nasional. 

Selama ini, masih banyak tantangan yang harus segera dilakukan pembenahan, baik yang terkait dengan kepengusahaan, keselamatan, maupun yang lainnya, yang semua itu dapat mengakibatkan inefisiensi pada sebuah moda transportasi.

“Tentu pada akhirnya jika terus dibiarkan, berbagai tantangan itu akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi yang merugikan seluruh pemangku kepentingan di industri transportasi nasional," ujarnya. 

"Itu artinya, kita akan merugikan seluruh rakyat Indonesia karena transportasi adalah urat nadi perekonomian,” kata Khoiri.

(Fiki Ariyanti)

SHARE