News

Kebocoran di Pabrik Kimia Cilegon, Masyarakat Sekitar Diminta Gunakan Masker

21/01/2024 14:03 WIB

Selama aktivitas itu masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas di luar ruangan terutama di saat terjadi kegiatan flaring tersebut.

Kebocoran di Pabrik Kimia Cilegon, Masyarakat Sekitar Diminta Gunakan Masker (FOTO:MNC Media)

IDXChannel – Pabrik kimia PT Chandra Asri Pacific Tbk Ciwandan yang berlokasi di Kota Cilegon diketahui mengalami gangguan alat, sehingga menimbulkan pembakaran gas di cerobong (flare stack). 

Kejadian ini terjadi pada hari Sabtu, (20/1/2024) pukul 05.00 WIB. Menyikapi kejadian tersebut, Ahli Kesehatan Lingkungan, dr. Dicky Budiman, M.Sc. PH menjelaskan agar masyarakat sekitar terutama yang tinggal di area dekat lokasi kejadian, diharapkan memahami dan terinformasi bahwa apabila terjadi kondisi seperti ini agar tidak hanya memproteksi diri lewat penggunaan masker.

“Dan ini menjadi penting bahwa saat terjadinya aktivitas flaring ini jendela harus ditutup. Kemudian pintu juga ditutup untuk mengurangi infiltrasi polutan udara luar ini masuk ke dalam ruangan, dan ini yang penting harus disampaikan terlebih dahulu,” kata dr Dicky kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (21/1/2024).

Lebih lanjut menurutnya, kegiatan tersebut akan menjadi lebih baik lagi apabila ruangan tertutup tersebut atau indoornya selama kegiatan menggunakan penyaring udara, yang sudah dilengkapi dengan hepa filter untuk meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan.

Kemudian selama aktivitas itu masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas di luar ruangan terutama di saat terjadi kegiatan flaring tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengurangi terhirupnya atau terpapar dari polutan yang ditimbulkan.

Maka dari itu, dr Dicky menyarankan apabila masyarakat menggunakan personal protective equipment atau alat pelindung diri seperti masker tidak bisa menggunakan masker sembarang, yaitu harus menggunakan masker yang betul-betul dapat memproteksi dirinya

“Sebetulnya menggunakan alat pelindung diri bila diperlukan seperti masker untuk mengurangi inhalasi, tidak bisa menggunakan masker yang bedah gitu ini harus menggunakan masker yang N95 lah kurang lebih. Karena ini partikel atau polutan yang dia bisa sangat terhirup apabila menggunakan masker bedah biasa,” ucap dr Dicky.

Tidak lupa dr Dicky juga menyampaikan apabila masyarakat sebelumnya memiliki masalah gangguan pernapasan dan menjadi lebih buruk saat kejadian seperti ini, agar segera mencari fasilitas kesehatan terdekat.

Karena kondisi ini dapat menjadi pencetus memperburuk situasi. Di sisi lain, perusahaan  juga harus memiliki kerja sama dengan fasililitaa kesehatan seperti Puskesmas atau Rumah Sakit, agar mempermudah komunikasi jika terjadi risiko berbahaya yang menimpa para korban. 

“Dan tentu ini yang diperlukan untuk mencegah dampak selanjutnya,” pungkasnya.

(SAN)

SHARE