Kedubes Iran Sebut Kematian Presiden Ebrahim Raisi Tak Ganggu Roda Pemerintahan
Kedubes Iran untuk Indonesia menegaskan kematian Presiden Ebrahim Raisi dan sejumlah pejabat tidak akan mengganggu jalannya roda pemerintahan.
IDXChannel - Kedutaan Besar (Kedubes) Iran untuk Indonesia menegaskan kematian Presiden Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri, Hossein Amir Abdollahian, serta dua pejabat lainnya dalam kecelakaan helikopter tidak akan mengganggu jalannya roda pemerintahan.
Musibah tersebut dianggap sebagai faktor pemersatu semua pihak untuk memperkuat fondasi Republik Islam Iran.
"Meskipun besarnya bencana yang menimpa bangsa dan pemerintahan Republik Islam Iran, kesyahidan Presiden dan Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran tidak akan mengganggu roda pemerintahan; melainkan hal ini akan menjadi faktor pemersatu semua pihak dan arus internal untuk lebih memperkuat fondasi Republik Islam Iran," tulis keterangan Kedubes Iran dikutip, Selasa (21/5/2024).
Kedubes Iran menjelaskan berkaitan dengan posisi Presiden Republik Islam Iran setelah kesyahidan Ayatollah Ebrahim Raisi, berdasarkan pasal 131 Konstitusi Republik Islam Iran, dalam hal dan kondisi Presiden meninggal dunia, Wakil Presiden Pertama dengan persetujuan Pimpinan Agung mengambil alih kendali kekuasaan eksekutif, dan kemudian dewan yang terdiri dari Ketua Parlemen.
Ketua Kekuasaan Yudikatif dan Wakil Presiden Pertama dibentuk dengan tujuan mempersiapkan platform yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemilihan umum presiden dalam jangka waktu paling lama 50 hari.
"Yang Mulia Bapak Mohammad Mokhbar, Wakil Presiden Pertama Iran kini telah menjabat sebagai Ketua Kekuasaan Eksekutif sejak kemarin (20 Mei 2024) dengan persetujuan Ayatollah Seyed Ali Khamenei Pemimpin Agung Republik Islam Iran," jelasnya.
Sebagai informasi, Presiden Iran Ebrahim Raisi telah dinyatakan tewas pada Senin (20/5/2024) pagi setelah helikopter yang ditumpanginya bersama dengan pejabat senior lainnya mengalami kecelakaan dan terjatuh di provinsi Azerbaijan Timur.
Helikopter tersebut dinyatakan hilang pada Minggu (19/5/2024) malam dan sejak saat itu banyak tim penyelamat serta drone dikerahkan untuk mencari puing-puing helikopter.
(FRI)