News

Kemenhub Ungkap Kecelakaan Jadi Penyebab Kematian Tertinggi, Setiap Jam Tiga Orang Tewas

Iqbal Dwi Purnama 21/08/2025 23:00 WIB

Kemenhub mengatakan setiap jam setidaknya ada 3 orang yang tewas akibat kecelakaan. Hal ini menjadikan kecelakaan sebagai penyebab kematian tertinggi.

Kemenhub Ungkap Kecelakaan Jadi Penyebab Kematian Tertinggi, Setiap Jam Tiga Orang Tewas. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Aan Suhanan, mengatakan setiap jam setidaknya ada 3 orang yang tewas akibat kecelakaan. Hal ini menjadikan kecelakaan sebagai penyebab kematian tertinggi setelah TBC, dan HIV/AIDS.

Menurut Aan, data tersebut hanya mencakup kecelakaan di sektor transportasi darat. Belum ditambah oleh rangkuman kecelakaan yang terjadi pada moda transportasi laut, udara, atau kereta api.

>

"Kecelakaan pada saat itu tingkat fatalitasnya cukup tinggi. Bahkan masuk kategori tiga besar, penyebab kematian kecelakaan prioritas itu, dari TBC dan HIV/AIDS," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (21/8/2025).

Aan mengatakan dampak kecelakaan tidak hanya sebatas kehilangan nyawa, tetapi juga menyimpan dampak terhadap aspek sosial dan ekonomi untuk keluarga yang ditinggalkan. 

"Kalau yang meninggal itu seorang bapak, maka anak-anaknya akan menjadi yatim. Begitu juga jika seorang ibu meninggal, maka ada anak yang kehilangan sosok ibunya. Hal ini bisa memicu munculnya potensi kemiskinan baru," kata dia.

Aan menegaskan, kecelakaan lalu lintas di darat merupakan penyumbang terbesar dibanding moda transportasi lain seperti laut, kereta, maupun udara. Dengan begitu, Kemenhub bersama seluruh pemangku kepentingan terus mendorong aksi nyata dalam menekan angka kecelakaan melalui berbagai program keselamatan jalan.

"Coba bayangkan, setiap satu jam, ada tiga orang meninggal dunia akibat kecelakaan, prioritas di jalan. Nanti dari laut nyumbang, dari kereta nyumbang, dari udara nyumbang," kata mantan Kakorlantas itu.

Data 2023 menunjukkan sebanyak 110.528 kejadian kecelakaan terjadi sepanjang tahun. Dari jumlah tersebut, 18.357 orang meninggal, sementara 11.689 mengalami luka berat dan 134.811 luka ringan. 

Walaupun kasus kecelakaan meningkat 6,8 persen dibanding 2022, fatalitas justru turun sekitar 6,5 persen, berkat penanganan cepat korban dalam periode krusial setelah kejadian. Mayoritas korban berusia produktif (15-59 tahun), dan 75 persen di antaranya laki-laki.

Pada 2024, tragedi kecelakaan semakin meningkat. Hingga Oktober, tercatat 220.647 kecelakaan dengan 22.970 korban meninggal.

Jika memperhitungkan data tahunan penuh hingga Desember, jumlah kecelakaan diperkirakan mencapai 1.150.000 kejadian, dengan korban jiwa mencapai 27.000 orang, atau setara 3-4 jiwa meninggal per jam.

"Kecelakaan ini tidak hanya soal data angka, tapi menyangkut masa depan keluarga, sosial, bahkan budaya kita. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan keselamatan transportasi darat yang lebih baik," ujarnya.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE