News

Kementerian PU Percepat Penanganan Longsor Ruas Medan-Berastagi

Iqbal Dwi Purnama 09/11/2025 12:30 WIB

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mempercepat penyelesaian penanganan bencana alam longsoran di Ruas Jalan Medan-Berastagi.

Kementerian PU Percepat Penanganan Longsor Ruas Medan-Berastagi. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mempercepat penyelesaian penanganan bencana alam longsoran di Ruas Jalan Medan-Berastagi (Sembahe), Provinsi Sumatera Utara. 

Konstruksi pekerjaan ditargetkan selesai pada  Desember 2025 agar jalur strategis tersebut siap digunakan dengan kondisi lebih aman dan lancar menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan bahwa ruas Medan-Berastagi memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap longsor karena kondisi topografi yang curam, dengan perbedaan elevasi sekitar 300 meter antara Medan dan Berastagi.

"Kita perkuat tebing-tebing rawan longsor ini agar konektivitas antarwilayah tetap terjaga, terutama untuk mendukung sektor pariwisata di Berastagi yang menjadi destinasi utama masyarakat Sumatera Utara," kata  Dody dalam keterangan resmi, Minggu (9/11/2025). 

Penanganan longsoran dilaksanakan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara, Ditjen Bina Marga, Kementerian PU masa sejak 13 Juni 2025 dengan masa pelaksanaan 365 hari kalender. Anggaran penanganan sebesar Rp21,7 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Trimurti Perkasa dengan progres awal November 2025 mencapai 74,83 persen.

Lingkup pekerjaan meliputi penanganan longsoran di 12 titik, terdiri dari 10 titik perkuatan tebing menggunakan Geomat Tipe III dengan sistem vegetasi dan dua titik pemasangan jaring kawat kuat tarik tinggi. Selain itu, dilakukan penanaman biji vegetasi dengan teknik taplok, serta pemasangan sistem pemantauan CCTV untuk keamanan dan pemantauan kondisi tebing.

Dody menjelaskan, dua titik dengan kondisi paling kritis menggunakan teknologi baru yang diadopsi dari Eropa untuk meningkatkan stabilitas lereng. 

"Khusus dua titik yang paling parah, kita gunakan teknologi dengan material dari Eropa. Materialnya memang impor, tapi pelaksanaannya bisa kita kerjakan di Indonesia. Ini salah satu bentuk inovasi agar penanganan lebih efektif dan tahan lama," tutur Dody. (Wahyu Dwi Anggoro)

>
SHARE