Kepala IMF Berharap Ketegangan AS-China Mereda untuk Menghindari Dampak Ekonomi Global
AS dan China diharapkan meredakan ketegangan perdagangan dan menghindari terputusnya aliran logam tanah jarang ke ekonomi global.
IDXChannel - Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva pada hari Jumat mengatakan ia berharap AS dan China dapat meredakan ketegangan perdagangan dan menghindari terputusnya aliran logam tanah jarang ke ekonomi global yang menurutnya akan memiliki dampak material terhadap pertumbuhan.
Dilansir dari laman Investing Sabtu (18/10/2025), skenario seperti itu akan memperburuk ketidakpastian dan gambaran pertumbuhan global yang sudah melemah. Hal tersebut diungkap Georgieva kepada wartawan setelah pertemuan komite pengarah IMF, di mana negara-negara anggota menyuarakan kekhawatiran tentang sejumlah risiko yang dihadapi ekonomi global.
Pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia tahun ini berlangsung beberapa hari setelah gejolak baru dalam perang dagang yang membara antara dua ekonomi terbesar dunia yang mendominasi diskusi di antara ribuan pejabat keuangan dan bankir sentral dari seluruh dunia.
Sebelumnya, IMF pada hari Selasa memperkirakan pertumbuhan PDB riil global sebesar 3,2 persen untuk tahun 2025, naik dari perkiraan bulan Juli sebesar 3,0 persen dan perkiraan bulan April yang lebih parah sebesar 2,8 persen.
IMF mengatakan bahwa guncangan tarif dan kondisi keuangan terbukti lebih terkendali daripada yang diperkirakan. Hal itu tidak mencerminkan ancaman terbaru yang diajukan oleh AS dan China.
Georgieva mengatakan IMF akan terus memantau perkembangan, tetapi mencatat bahwa para anggota umumnya merasa lega karena ekonomi global telah terbukti lebih tangguh daripada yang dikhawatirkan hanya enam bulan lalu.
"Negara-negara siap untuk berusaha keras memperkuat fundamental, melaksanakan reformasi regulasi, dan mengatasi ketidakseimbangan global yang terus berlanjut, meskipun mereka masih sangat gelisah," ujarnya.
"Masih ada rasa cemas, karena kinerja ekonomi dunia kurang dari yang kita butuhkan, dan karena masih ada awan ketidakpastian yang sangat gelap yang menyelimuti kita, dan ketidakpastian itu kini telah menjadi hal yang biasa."
Menteri Keuangan Saudi, Mohammed Al-Jadaan, yang memimpin Komite Moneter dan Keuangan Internasional, mengatakan para anggota terlibat dalam pertukaran pandangan yang jujur meskipun ada perbedaan pendapat.
"Suasananya sebenarnya sangat positif, dan ada apresiasi atas nilai yang dibawa oleh komite dan lembaga ini sebagai kekuatan untuk menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh satu negara sendiri," ujarnya.
Menteri Keuangan Selandia Baru, Nicola Willis, mengatakan bahwa negaranya masih melihat kekuatan nyata dalam lembaga multilateral dan aturan perdagangan global.
"Yang terlihat, baik dalam pertemuan bilateral saya maupun pertemuan dengan IMF dan Bank Dunia, adalah bahwa terlepas dari ketidakpastian seputar posisi perdagangan AS, terdapat komitmen berkelanjutan terhadap organisasi multilateral, terhadap perjanjian perdagangan bebas yang telah dimiliki bersama oleh negara-negara, atau sebagai kawasan," ujarnya.
Menteri Pembangunan Prancis yang baru, Eleonore Caroit, mengatakan pertemuan tersebut menunjukkan dukungan berkelanjutan untuk pembiayaan pembangunan.
"Saya tidak ingin terlalu optimistis karena jelas kita memiliki perbedaan pendekatan dan pemahaman yang jelas terkait iklim, tetapi saya yakin ada cara untuk mewujudkan perubahan penting yang dibutuhkan," ujarnya.
(kunthi fahmar sandy)