Kesepakatan Berakhir, AS Tarik Kembali Ancamannya soal Visa Pelajar China
China telah setuju untuk memasok magnet dan logam tanah jarang kepada perusahaan-perusahaan AS.
IDXChannel - Presiden AS Donald Trump menyebut, pembicaraan yang bertujuan untuk meredakan ketegangan antara AS dan China telah berakhir dengan sebuah kesepakatan.
Dilansir dari laman BBC Kamis (12/6/2025), China telah setuju untuk memasok magnet dan logam tanah jarang kepada perusahaan-perusahaan AS. Sementara AS akan menarik kembali ancamannya untuk mencabut visa pelajar China.
"Kesepakatan kami dengan China telah selesai, tergantung pada persetujuan akhir dari Presiden Xi dan saya," kata Trump pada platform media miliknya, Truth Social.
Hal ini menyusul pembicaraan intensif selama dua hari di London untuk menyelesaikan konflik yang muncul sejak kedua pihak menyetujui gencatan senjata pada Mei lalu.
Namun, sifat terbatas dari pengumuman tersebut menggarisbawahi pertanyaan yang dihadapi Gedung Putih tentang apakah strategi tarifnya dapat dengan cepat menghasilkan kesepakatan perdagangan yang solid?
Secara terpisah, Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperkirakan AS akan memperpanjang jeda yang ada pada beberapa tarif dan hal ini memungkinkan pembicaraan perdagangan dengan negara lain berlanjut.
Adapun rincian tentang perjanjian baru dengan China terbatas. Trump dan pemimpin China Xi Jinping berbicara melalui telepon untuk memulai negosiasi dan melibatkan pejabat tinggi dari kedua negara.
Para pejabat mengatakan bahwa hal itu tidak akan mengubah garis besar gencatan senjata pada Mei, di mana mereka hanya menurunkan tetapi tidak menghapus tarif baru yang diumumkan oleh kedua negara sejak Trump meluncurkan perang dagang baru awal tahun ini.
"Kedua belah pihak pada prinsipnya telah mencapai kerangka kerja untuk menerapkan konsensus yang dicapai oleh kedua kepala negara selama panggilan telepon pada tanggal 5 Juni dan konsensus yang dicapai pada pertemuan Jenewa," kata Wakil Menteri Perdagangan China Li Chenggang.
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan, bahwa kedua pihak telah mencapai kerangka kerja untuk menerapkan konsensus Jenewa.
"Setelah presiden menyetujuinya, kami akan berusaha menerapkannya. Kami benar-benar berada di jalur yang benar. Semuanya terasa sangat baik," ujar Howard.
Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Trump saat ini sedang meninjau rincian kesepakatan tersebut. "Namun, apa yang didengar presiden, dia suka," tuturnya.
Negosiasi di London sebagian dipicu oleh kekhawatiran AS bahwa China terlalu lambat dalam merilis ekspor magnet dan mineral tanah jarangnya untuk memproduksi segala hal mulai dari telepon pintar hingga kendaraan listrik.
Beijing pada gilirannya mengkritik kontrol yang diberlakukan AS untuk membatasi akses negara tersebut ke semikonduktor dan teknologi terkait dengan kecerdasan buatan (AI) dan rencana pemerintahan Trump untuk membatasi visa bagi pelajar China.
Menteri Keuangan Scott Bessent, yang bersaksi di hadapan Kongres mengatakan pembicaraan baru-baru ini telah difokuskan dan kesepakatan yang lebih komprehensif akan membutuhkan waktu.
"Ini akan menjadi proses yang jauh lebih lama," katanya. Dalam sidang yang sama, ia mengakui bahwa pembicaraan perdagangan dengan negara lain mungkin akan melampaui batas waktu 90 hari yang ditetapkan sendiri oleh pemerintah.
"Sangat mungkin bagi negara-negara yang bernegosiasi dengan itikad baik, kami akan memajukan tanggal untuk melanjutkan negosiasi dengan itikad baik. Jika seseorang tidak bernegosiasi, maka kami tidak akan bernegosiasi," katanya.
(kunthi fahmar sandy)