Kisah Ladies Squad Marine Customs, Perempuan Tangguh Bea Cukai Penjaga Perairan Indonesia
Tingginya risiko saat berada di laut menjadi salah satu alasan Tim Patroli Laut mengutamakan laki-laki sebagai anggotanya.
IDXChannel - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Keuangan) mempunyai tugas untuk melindungi masyarakat dari masuknya barang-barang berbahaya ke Indonesia.
Keseriusan DJBC untuk mengamankan wilayah perairan Indonesia di perbatasan dengan membentuk tim Patroli Laut. Tim ini sebagai ujung tombak pengawasan dan penindakan salah satunya di wilayah Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi, KPU BC Batam Evi Octavia mengatakan, ada 155 Pelabuhan di Wilayah Pengawasan BC Batam, Di mana 12 Pelabuhan merupakan Pelabuhan resmi dan 143 Pelabuhan merupakan Pelabuhan tikus.
"Jadi 97 titik ada di Batam dan 58 sisanya ada di sekitar pulau Batam. Bisa dibayangkan dengan jumlah sekian banyak namun SDM terbatas," kata Evi Octavia di Batam, Kamis (27/6/2024).
Kapal Patroli Laut Bea Cukai Batam (Nur Ichsan Yuniarto/IDXChannel)
Dia menambahkan, berdasarkan hasil pemetaan dan analisis dari seluruh pelabuhan tidak resmi terdiri dari 58 titik berisiko tinggi atau high risk, 32 titik berisiko sedang atau medium risk serta 53 titik beresiko rendah atau low risk.
Selain itu, kata dia, wilayah Batam memiliki perbatasan langsung dengan negara Singapura dengan jarak sekitar 13 km menjadi tantangan tersendiri bagi kegiatan pengawasan oleh KPU Bea dan Cukai Tipe B Batam.
"Selama saya menjabat Kapten BKLI dan beberapa kasus yang timbul, nanti mungkin kalau ada teman-teman unit pengawasan, sebagian besar penindakan yang kita lakukan adalah penyelundupan hasil tembakau. Hasil tembakau tanpa bea cukai. Beberapa kali penindakan juga minuman beralkohol yang tanpa cukai," katanya.
Dari beberapa penindakan tersebut, modus yang dilakukan oleh penyelundup adalah dengan menggunakan high speed craft atau speed boat cepat, yang itu memang mesinnya itu kalau nggak salah sampai enam.
"Sedangkan kemampuan kapal kita juga nggak sampai segitu. Dan kadang-kadang perlu pengintaian yang lebih lama kalau misalnya dia pakai high speed," katanya.
Cegah Pelecehan Seksual hingga Pengarusutamaan Gender
Tingginya risiko saat berada di laut menjadi salah satu alasan Tim Patroli Laut mengutamakan laki-laki sebagai anggotanya. Bukan tanpa alasan, patroli mempunyai durasi panjang bahkan hingga berminggu-minggu.
Namun, tim Patroli Laut Kanwilsus Kepri ini menjadi salah satu yang istimewa, pasalnya mempunyai personel perempuan tangguh untuk menjaga keamanan perairan Indonesia dari kejahatan penyelundupan yakni Ladies Squad Marine Customs.
Patroli Laut Bea Cukai Batam (Nur Ichsan Yuniarto/IDXChannel)
Anggota Ladies Squad Marine Customs Batam, Ema Susanti mengungkapkan, squad ini dibentuk pada 2019 lalu. Salah satu latar belakang pembentukan Ladies Squad Marine Customs yakni ada salah satu awak perempuan di kapal penyelundup.
Saat itu pada tahun 2019, tim lapangan Bea Cukai Batam mengendus adanya barang yang diselundupkan lewat perairan. Saat dilakukan pemeriksaan, ternyata ada satu pelaku yang perempuan.
"Saat pemeriksan salah seorang awak kapal itu perempuan. Jadi kami enggak bisa melakukan pemeriksaan di laut karena saat penegakan atau penindakan, semua kru kami laki-laki," kata Ema Susanti saat ditemui di Batam.
Dia melanjutkan, pada saat Ladies Squad Marine Customs belum dibentuk, pemeriksaan terhadap penyelundup perempuan dilakukan oleh petugas Bea Cukai perempuan di Dermaga Tanjung Balai Karimun.
Berbekal dari kejadian itu, kata dia, para pimpinan mulai mengantisipasi risiko atau modus penyelundupan yang dilakukan oleh perempuan. Terlebih, jika kejahatan yang dilakukan penyelundupan Narkotika, Psikotropika dan Prekusor.
Kemudian, kata dia dibentuk tim beranggotakan perempuan. Tim ini terbentuk usai program rutin bernama Dharma Bahari, tugasnya melakukan patroli terkoordinasi bersama Kastam Diraja Malaysia.
"Kami berpatroli selama empat hari di kapal. Di sana kami bisa merasakan dengan kebiasaan patroli laut," kata dia.
"Ladies Squad Marine Customs ini dibentuk untuk mengantisipasi penyelundupan yang menggunakan atau melibatkan perempuan sebagai media pembawanya," katanya.
Lebih lanjut Ema mengatakan, pembentukan Ladies Squad Marine Customs ini juga untuk mengantisipasi adanya tuduhan pelecehan seksual kemudian untuk menunjang pengarusutamaan gender.
"Petugas perempuan di Bea Cukai Batam tidak hanya punya kapasitas administratif saja, tapi punya kapabilitas pengawasan, patroli hingga penindakan di laut," kata Ema.
Dua Pekan di Laut sampai Kejar Kapal yang Kabur
Tak hanya Ema, salah satu anggota Ladies Squad Marine Customs lainnya yakni Riski Intan Septiani menceritakan pengalamannya melakukan patroli laut selama dua pekan atau 14 hari.
Perempuan berhijab yang kerap disapa Riris ini menuturkan dia pertama kali melaut pada 2022. Saat itu, Riris dan personel Bea Cukai lainnya berpatroli dengan menggunakan kapal fast patrol boat BC 20007.
Saat berpatroli, kata Riris, dia mengendus salah satu kapal yang dicurigai membawa barang selundupan. Tim kemudian mengejar kapal itu di perairan Tanjung Riau.
"Namun, kapal pelaku berupaya kabur ketika dikejar, kami terpaksa menerjunkan perahu karet untuk melakukan pengejaran," cerita Riris.
Setelah melakukan pengejaran, pelaku akhirnya diamankan. Ladies Squad Marine Customs pun melakukan pemeriksaan awak dan badan kapal.
"Hasilnya, kami amankan 87 handphone, dua laptop, 11 sepeda bekas, pakaian dan tas bekas," tutupnya.
(Nur Ichsan Yuniarto)