Konflik Israel-Iran Ganggu Penerbangan Timur Tengah, Bandara Doha Qatar Hentikan Operasinya
Bandara di Dubai dan Doha melayani hampir 400.000 pelancong setiap hari. Sebanyak 80.000 penumpang lainnya melakukan perjalanan melalui pusat udara UEA lainnya,
IDXChannel - Maskapai penerbangan membatalkan atau mengalihkan rute penerbangan ke dan dari Timur Tengah, karena konflik antara Israel dan Iran.
Dilansir dari laman BBC Selasa (24/6/2025), Bandara Doha Qatar, pusat penting di kawasan itu menghentikan operasinya pada hari Senin, setelah Iran menembakkan rudal ke pangkalan militer AS di negara itu.
Penerbangan dihentikan sementara di bandara Dubai di Uni Emirat Arab (UEA), terminal udara tersibuk di dunia. Para penumpang diberitahu untuk mengantisipasi penundaan dan pembatalan lebih lanjut.
Lebih dari 12 maskapai penerbangan telah membatalkan penerbangan ke beberapa bagian kawasan itu setelah ketegangan meningkat dalam beberapa hari terakhir. Air India mengatakan, maskapainya menghentikan semua operasi ke Timur Tengah dan penerbangan ke pantai timur Amerika Utara dan Eropa. Japan Airlines juga mengumumkan pembatalan penerbangan dari Tokyo ke Doha.
Dalam beberapa tahun terakhir, kawasan Teluk telah menjadi salah satu pusat penerbangan terpenting di dunia.
Bandara di Dubai dan Doha melayani hampir 400.000 pelancong setiap hari. Sebanyak 80.000 penumpang lainnya melakukan perjalanan melalui pusat udara UEA lainnya, Abu Dhabi, setiap hari.
Bagi banyak orang, bandara ini merupakan titik persinggahan untuk penerbangan jarak jauh antara Eropa dan Asia atau Australia.
Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan gencatan senjata lengkap dan total antara Israel dan Iran di media sosial tetapi kedua negara belum mengonfirmasinya.
Rob Liddle, Anggota Staf BBC yang terdampar di Doha dalam perjalanan ke Dhaka di Bangladesh, mengatakan bahwa ratusan penumpang yang terdampar berusaha mendapatkan makanan atau perlengkapan tidur di ruang tunggu bandara sambil menunggu kabar kapan penerbangan akan dilanjutkan. "Ada ketakutan ketika rudal dilaporkan masuk. Namun setelah itu, suasana menjadi tenang," ujarnya.
Konsultan Penerbangan Tim Atkinson mengatakan situasi seperti ini cenderung menjungkirbalikkan aturan, menambahkan penumpang dan awak sekarang akan terjebak di Doha untuk sementara. "Penutupan wilayah udara Qatar akan menyebabkan gangguan besar, tidak hanya pada penerbangan," katanya.
"Ada sifat yang saling terkait dalam perjalanan udara. Jadi ketika gangguan dimulai, gangguan itu menyebar seperti api," tuturnya
Penutupan dan pembatalan wilayah udara ini kemungkinan akan menyebabkan gangguan signifikan di seluruh dan di luar wilayah tersebut, menurut pakar penerbangan John Strickland.
"Penundaan penerbangan karena mengikuti rute yang lebih panjang berarti lebih banyak biaya bagi maskapai karena mereka membakar lebih banyak bahan bakar," kata Strickland.
"Hal itu dapat menyebabkan maskapai penerbangan menyebjt pesawat tidak tersedia padahal seharusnya tersedia, dan khususnya awaknya, karena awak dibatasi oleh persyaratan istirahat yang sah," kata dia.
Ada pula pertanyaan tentang keselamatan. Menurutnya, banyak pemerintah menyarankan untuk tidak bepergian ke beberapa bagian wilayah tersebut sehingga memaksa beberapa pelancong untuk membatalkan penerbangan mereka.
Menurut data dari konsultan risiko penerbangan Osprey Flight Solutions, enam pesawat komersial telah ditembak jatuh secara tidak sengaja, dengan tiga di antaranya hampir jatuh, sejak 2001. Bisa dibilang insiden yang paling terkenal terjadi pada 2014, ketika pasukan yang didukung Rusia di Ukraina menembak jatuh Malaysia Airlines Penerbangan 17, yang menewaskan seluruh 298 orang di dalamnya.
Wilayah udara Rusia dan Ukraina telah ditutup untuk sebagian besar maskapai penerbangan karena konflik di sana, yang mengalihkan lebih banyak penerbangan ke Timur Tengah. Namun sekarang mereka "terijepit" ke ruang yang lebih sempit. Konflik di Timur Tengah telah menyebabkan penutupan sebagian besar wilayah udara penting.
Sejak Israel melancarkan serangannya, penerbangan komersial menghindari terbang di atas Iran, Irak, Lebanon, Suriah, dan Yordania. Sekitar 1.400 penerbangan melewati koridor utama antara Asia dan Eropa ini tetapi sekarang mereka harus terbang ke utara di atas Turki atau ke selatan di atas Arab Saudi.
(kunthi fahmar sandy)