Korsel Gerak Cepat Cari Solusi Tarif Mobil AS yang Berpotensi Kurangi Nilai Ekspor
Pemerintah Korea Selatan segera mencari solusi cepat terkait tarif bea masuk mobil ke Amerika Serikat (AS)
IDXChannel- Pemerintah Korea Selatan segera mencari solusi cepat terkait tarif bea masuk mobil ke Amerika Serikat (AS). Hal ini akan menjadi salah satu pokok pembahasan pertemuan dagang antara kedua negara pada Kamis (24/4/2025).
Dilansir Channel News Asia, Rabu (23/4/2025), AS telah menetapkan tarif sebesar 10 persen untuk mobil dan 25 persen untuk baja. Namun saat ini kebijakan tarif AS itu sedang ditangguhkan selama 90 hari oleh Presiden AS Donald Trump.
Meski demikian, Menteri Perindustrian Korea Selatan, Ahn Duk-geun menyebut sektor otomotif diperkirakan tetap kena dampak besar. Untuk itu, Korsel akan berupaya maksimal untuk menyelesaikan persoalan ini secepatnya.
"Saat ini kami tengah mempersiapkan negosiasi dengan sangat hati-hati," ujar Ahn Duk-geun.
"Khusus untuk industri mobil, yang sangat terdampak tarif tinggi ini, kami akan berusaha keras menemukan solusi secepat mungkin," ucapnya.
Penurunan ekspor Korsel selama 20 hari pertama di April 2025 menunjukkan dampak yang nyata dari kebijakan tarif ini. Total ekspor turun 5,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan ekspor mobil turun 6,5 persen dan suku cadang turun 1,7 persen, terutama karena penurunan pengiriman ke AS.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah Korsel sudah mengumumkan bantuan darurat untuk industri otomotif. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari tarif terhadap sektor yang selama ini menjadi salah satu penopang utama ekspor negara tersebut ke AS.
Sementara itu pada 2024, nilai ekspor mobil Korea Selatan ke Amerika Serikat mencapai USD34,7 miliar. Angka ini mewakili hampir separuh dari total ekspor mobil Korsel yang didominasi oleh Hyundai dan Kia.
Selain isu perdagangan, Ahn mengatakan Korsel siap jika masalah biaya pertahanan ikut dibahas. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan keinginannya untuk membuka kembali pembicaraan terkait pembagian biaya kehadiran 28.500 tentara AS di Korea Selatan.
(Ibnu Hariyanto)