Kronologi Jatuh hingga Evakuasi Juliana Marins, Pendaki Brasil yang Meninggal di Gunung Rinjani
Pendaki asal Brasil itu meninggal dunia usai jatuh terpeleset ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok, NTB.
IDXChannel - Nama Juliana Marins menjadi perbincangan di media sosial. Pendaki asal Brasil itu meninggal dunia usai jatuh terpeleset ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Juliana lahir di Niteroi, Rio de Janeiro, Brasil. Perempuan kelahiran 24 Agustus 1998 merupakan traveller asal negeri Samba itu naik ke Gunung Rinjani pada Jumat (20/6/2025). Dia bergabung bersama rombongan yang berisi 12 orang dan naik dari pintu Sembalun. Marins dan rombongannya berhasil sampai puncak Rinjani keesokan harinya.
Dari informasi yang beredar, Juliana merasa kelelahan saat berada di letter E. Dia kemudian beristirahat. Hal ini yang diduga membuat Juliana terpisah dari rombongan karena pemandu dan yang lain memutuskan untuk tetap bergerak.
Saat merasa siap untuk melanjutkan perjalanan, Juliana berjalan tanpa tahu arah karena tertinggal dari rombongan.
Kronologi Jatuh hingga Evakuasi Juliana Marins, Pendaki Brasil yang Meninggal di Gunung Rinjani (Instagram/ajulianamarins)
Hal ini yang diduga membuat Juliana tergelincir dan jatuh ke arah Danau Segara Anak dengan perkiraan kedalaman 500 meter.
Dia jatuh pada Sabtu (21/6/2025) sekitar pukul 06.30, Wita, tepatnya di titik Cemara Nunggal yang merupakan jalur menuju puncak Rinjani.
Saat rombongan Marins berteriak memanggil namanya, kelompok lain tiba. Salah satu dari kelompok lain tersebut membawa drone.
Dari video yang beredar di media sosial, salah satu pendaki menerbangkan drone, dari drone itu, mereka memantau keadaan Juliana dan memberikan tulisan penyemangat agar Marins tetap sadar sampai bantuan datang. Marins terlihat masih bergerak. Pemandu kemudian meminta bantuan dari regu penyelamat.
Proses Evakuasi
Proses evakuasi Juliana dilakukan selama beberapa hari. Evakusai ini melibatkan banyak pihak di antaranya Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), TNI, Polri, BPBD, Damkar, hingga relawan.
Proses evakuasi diketahui mengalami kendala lantaran kondisi cuaca yang berkabut dan medan yang sulit.
Berdasarkan komunikasi Menhut dan Basarnas diketahui evakuasi terkendala karena adanya cuaca buruk dan badai besar. Tim evakuasi diketahui telah turun pada ke dalaman 200 meter namun harus kembali naik karena adanya badai.
“Kondisi kabut sangat tebal menyulitkan tim untuk melakukan pencarian,” kata Dirjen KSDAE, Satyawan Pudyatmoko.
Sementara itu, Kabid Humas Polda NTB Kombes Mohammad Kholid mengatakan, evakuasi terhadap Juliana bukan sekadar operasi bisa.
Kronologi Jatuh hingga Evakuasi Juliana Marins, Pendaki Brasil yang Meninggal di Gunung Rinjani (Basarnas)
“Ini bukan sekadar operasi evakuasi biasa. Kita bicara tentang nyawa manusia di alam bebas dengan kondisi sangat ekstrem. Semua pihak bekerja keras dan penuh kehati-hatian,” kata Kholid.
Dua personel rescue sempat diturunkan untuk mengecek lokasi dan mencari titik pemasangan anchor kedua, namun medan berupa dua overhang besar menyulitkan akses.
“Tim harus memikirkan ulang strategi karena pemasangan anchor tidak memungkinkan. Satu-satunya cara adalah climbing, dan itu tentu sangat berisiko di tengah cuaca berkabut,” kata Kholid.
Kondisi cuaca yang tidak bersahabat, termasuk kabut tebal dan angin kencang, membuat tim rescue harus ditarik kembali demi keselamatan.
Kepala Basarnas Mataram mengatakan, jika penggunaan helikopter, sangat tergantung pada spesifikasi teknis dan kondisi cuaca yang berubah cepat. Hingga Senin sore, Juliana masih belum berhasil dievakuasi.
Ditemukan Meninggal
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii mengatakan Juliana ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Syafii menyampaikan bahwa pada hari Selasa, 24 Juni 2025 pukul 16.52 WITA, tujuh orang rescuer yang diturunkan bisa menjangkau di kedalaman 400 Meter.
Kemudian, pukul 18.00 WITA, satu orang rescuer dari Basarnas atas nama Khafid Hasyadi berhasil menjangkau korban pada kedalaman 600 Meter.
"Selanjutnya dilakukan pemeriksaan korban dan tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan," kata Syafii.
Sekitar setengah jam berselang, tiga orang Sar dari Rinjani Squad menyusul turun mendekati korban. Dan setelah dikonfirmasi, dipastikan korban dalam kondisi meninggal dunia.
"Selanjutnya korban dilakukan Wrapping survivor," katanya.
Setelah mendapatkan informasi tentang kondisi korban, kata dia, Tim SAR Gabungan yang berada di LKP (Last Known Position) menyiapkan sistem evakuasi. Sebanyak tujuh orang dari tim gabungan melakukan flying camp.
Evakuasi jenazah Juliana dilakukan pada Rabu, 25 Juni 2025 karena kendala cuaca. Proses evakuasi jenazah Juliana berjalan cukup panjang di tengah medan yang ekstrem dan cuaca yang kurang mendukung. Sehingga tim yang bertugas melakukan evakuasi menggunakan metode lifting.
“Bahwa mulai dari pukul 06.00 pagi sebenarnya korban sudah mulai dilaksanakan evakuasi. Diputuskan bahwa untuk evakuasi korban dilaksanakan dengan tali, dengan lifting Itu yang dilaksanakan,” kata Syafii.
Kronologi Jatuh hingga Evakuasi Juliana Marins, Pendaki Brasil yang Meninggal di Gunung Rinjani (Basarnas)
Saat melakukan proses evakuasi, tim yang bertugas menemukan sejumlah hambatan. Sekira pukul 13.50 WITA, jenazah Juliana berhasil dievakuasi dari kedalaman 600 meter menuju ke atas permukaan/LKP.
Sesampainya di atas, Tim SAR telah merencanakan untuk segera dievakuasi menuju RS Bhayangkara NTB dengan menggunakan helikopter. Namun, cuaca tidak memungkinkan untuk helikopter bisa terbang.
"Sehingga evakuasi korban terpaksa harus kita laksanakan dengan ditandu. Jadi dengan ditandu ini memang akhirnya memerlukan waktu yang cukup lama," kata Syafii.
Akun Instagram Presiden Prabowo Diserbu Warganet Brasil
Akun Instagram Presiden Indonesia Prabowo Subianto dibanjiri komentar dari warga Brasil. Mereka menyerukan “SOS Juliana”.
Seruan tersebut viral dan jadi trending di media sosial. Netizen Brasil mempertanyakan lambatnya proses evakuasi korban, yang sudah lebih dari 50 jam korban berada di jurang Gunung Rinjani, tepatnya di daerah Cemara Nunggal, jalur menuju puncak.
Wamensesneg Juri Ardiantoro memastikan bahwa Presiden Prabowo Subianto menaruh perhatian serius terhadap berbagai permintaan bantuan dari masyarakat untuk penyelamatan Juliana Marins.
Juri menjelaskan, kasus seperti Juliana bukan satu-satunya yang masuk perhatian Presiden Prabowo. Banyak permintaan bantuan lain yang juga ditindaklanjuti secara langsung oleh tim Presiden.
“Sebetulnya bukan hanya kasus ini yang di Rinjani ya, tapi banyak kasus yang sampai ke Presiden yang oleh tim Bapak Presiden sedang diadvokasi,” kata dia.
(Nur Ichsan Yuniarto)