News

Luhut: Presiden Jokowi akan Ajak Xi Jinping Coba Naik Whoosh

Atikah Umiyani/MPI 28/09/2023 20:44 WIB

Presiden Joko Widodo akan meresmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh, 2 Oktober 2023 mendatang dan mengajak Xi Jinping.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.   

IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh, 2 Oktober 2023 mendatang. Nantinya, Jokowi akan mengajak Presiden China Xi Jinping.

Hal ini dikatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.   

Diungkapkan Luhut, nantinya Kepala Negara akan membawa para pimpinan lembaga tinggi negara untuk mencoba proyek anyar tersebut. 

"Tanggal 2 Oktober mungkin Presiden akan melakukan soft launching dengan membawa para pimpinan lembaga tinggi negara untuk mencoba," kata Luhut ketika ditemui di acara ulang tahunnya ke-76 di Sopo Del Tower, Jakarta, Kamis (28/9/2023). 

Luhut juga menambahkan, nantinya pemerintah akan memberikan diskon secara bertahap terkait karcis moda transportasi yang dinamakan Whoosh tersebut. 

"Tapi nanti ada waktunya kembali normal. Karena Presiden memerintahkan kita mengintegrasikan sistem transportasi kita sehingga nanti akan ada satu karcis naik ke semua jurusan. Launchingnya akan dilakukan bersama Presiden Xi Jinping pada waktunya," kata dia. 

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, usai diresmikan oleh Presiden Jokowi, Whoosh bisa langsung digunakan oleh masyarakat.

"Iya (diresmikan) sama Pak Presiden, langsung berbayar. Insya Allah tanggal 2 Oktober 2023," kata Budi. 

Terkait harga, Budi menyebutkan hal itu akan langsung diumumkan oleh Kepala Negara. Ia hanya menyebutkan tarif itu akan sekitar Rp250 hingga Rp300 ribu dan akan berbeda masing-masing kelasnya. 

"Karena sebenarnya, kalau kereta cepat itu kan komersial. Kewenangan daripada korporasi untuk menetapkan harga. Jadi kalau ada harga berapa? mereka. Tapi tentunya mereka melihat commercial price dengan daya beli. Dua ini yang menjadi satu hal yang dijadikan pertimbangan," pungkasnya.

(NIY)

SHARE