Mantan Karyawan Diduga Retas PDNS, Lintasarta Siap Jaga Keamanan Data
Mantan karyawan PT Aplikanusa Lintasarta diduga menjadi dalang kebocoran data di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).
IDXChannel - Mantan karyawan PT Aplikanusa Lintasarta, anak perusahaan PT Indosat Tbk (ISAT) diduga menjadi dalang kebocoran data di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya, Jawa Timur.
President Director & CEO Lintasarta Bayu Hanantasena mengatakan, perseroan berkomitmen mengutamakan keamanan data pelanggan untung mengurangi risiko dari gangguan peretasan.
"Kami menyatakan komitmen penuh untuk menjadikan keamanan data yang dikelola sebagai prioritas utama," kata Bayu lewat keterangan resmi, Kamis (11/7/2024).
Menurut Bayu, sebagai perusahaan ICT, keamanan data merupakan hal yang sangat penting agar bisnis dan operasional perseroan bisa tetap berjalan lancar.
Selain itu, kata dia, Lintasarta juga menerapkan prinsip tata kelola perusahaan (GCG) yang menjadi dasar bagi setiap keputusan yang diambil oleh perseroan.
Selain itu, Lintasarta juga menerapkan teknologi penyimpanan data dan cyber security dengan standar tertinggi. Pendekatan ini memastikan setiap akses ke data harus diverifikasi dan diawasi secara ketat, mengurangi risiko akses dan penyalahgunaan wewenang. Adanya sertifikasi ISO 27001 menunjukkan komitmen terhadap standar sistem manajemen keamanan informasi.
"Proses evaluasi dan audit dilakukan secara terus menerus untuk memastikan perlindungan sistem keamanan tetap kuat dan dapat diandalkan," ujarnya.
Chief Legal & Regulatory Officer ISAT Reski Damayanti sebelumnya menyebut, oknum karyawan Lintasarta yang diduga menjadi dalang dari kebocoran pusat data tidak memiliki hubungan kerja dengan Lintasarta sejak 2021.
Selain itu, kata dia, Lintasarta mengelola PDNS di Serpong, Banten sementara yang diretas adalah PDNS 2 di Surabaya.
"Lintasarta tidak mengelola PDNS 2, namun Lintasarta membantu upaya penanganan insiden peretasan PDNS 2 sesuai dengan arahan dari Kemenpolhukam dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)," ujar Reski.
(RFI)