News

Masyarakat Inggris Alami Penurunan Nutrisi Akibat Inflasi

Nia Deviyana 29/10/2022 22:00 WIB

Hal tersebut tercermin dan data konsumen dan pendapat para ahli mengenai masyarakat yang mengalami penurunan nutrisi.

Masyarakat Inggris Alami Penurunan Nutrisi Akibat Inflasi. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Inflasi di Inggris menyebabkan rumah tangga kesulitan membeli makanan yang sehat dan mendorong mereka membeli makanan olahan yang lebih murah. Hal tersebut tercermin dan data konsumen dan pendapat para ahli mengenai masyarakat yang mengalami penurunan nutrisi.

Seorang warga Inggris, Joanne Farrer, biasanya menghidangkan bahan olahan daging untuk makan malam dan ditambah dengan sayuran untuk ketiga anaknya. 

Namun saat inflasi terjadi seperti saat ini, ia lebih memilih untuk menghidangkan nugget ayam, kentang goreng, sosis atau kentang tumbung yang harganya lebih murah dan mengenyangkan.

Pendapatan rumah tangganya sebagian besar digunakan oleh biaya sewa, membayar gas dan listrik yang harganya sedang melonjak.

Seorang pria berusia 44 tahun sedang melakukan pekerjaan untuk badan amal di Inggris sampai mengatakan, "sepertinya tidak ada cahaya di ujung terowongan."

"Menurutmu, kapan ini akan berakhir? Tapi ternyata tidak," kata pria tersebut, dilansir Reuters, Sabtu (29/10/2022).

Menurut indeks harga konsumen (CPI) Inggris, harga makanan segar telah melampaui harga produk olahan dan kemasan. Hal ini yang membuat rumah tangga di Inggris beralih dari makanan sehat.

Data menunjukkan bahwa harga makanan sehat pada September tahun ini mengalami lonjakan yang bervariasi dibandingan September tahun lalu, seperti harga sayuran dan daging sapi naik 14%, ikan naik 15%, daging unggas naik 17%, telur naik 22% dan susu rendah lemak naik 42%.

Sementara itu, data eksklusif dari NielsenIQ menyatakan kebiasaan berbelanja masyarakat Inggris juga berubah pada Agustus 2022. Penjualan sayuran turun sebesar 6% dan daging turun sebesar 7%, sementara penjualan makanan ringan dan permen naik sebesar 4%.

Data yang berasal dari CPI seolah-olah memberikan peringatan mengenai menurunnya tingat nutrisi masyarakat.

Manager Penelitian Kebijakaan di Food Foundation, Shona Goudie, memperingatkan pola makan buruk yang kurang buah dan sayuran memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan.

"Kita juga tahu bahwa makanan olahan yang murah adalah yang paling mungkin menyebabkan obesitas,” imbuh dia.

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Inggris mengalami epidemi obesitas di mana terdapat hampir 60% orang dewasa yang mengalami kelebihan berat badan. Hal ini meningkatkan peluang berbagai penyakit serius hingga kematian dini. (NIA)

Penulis: Ahmad Dwiantoro

SHARE