Menkes Dukung Pemanfaatan Teknologi Genomik untuk Dorong Ketahanan Pangan Nasional
Menkes Budi Gunadi Sadikin mendukung pemanfaatan teknologi genomik dalam rangka mendorong ketahanan pangan nasional.
IDXChannel - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendukung pemanfaatan teknologi genomik dalam rangka mendorong ketahanan pangan nasional.
Menurutnya, penggunaan teknologi tersebut sangat efisien bukan hanya dalam mendeteksi penyakit, tapi juga dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
Teknologi genomik merupakan cabang ilmu yang mempelajari genom, yaitu rangkaian DNA lengkap suatu organisme. Dengan mempelajari keseluruhan informasi genetik suatu organisme, maka potensi yang dimiliki organisme bisa digali lalu dimanfaatkan untuk berbagai tujuan.
"Jadi kalau kita bisa memahami DNA dari hewan, manusia, dan tanaman, dengan konsep ilmu yang sama, nanti ke depannya kita bisa membangun kualitas yang lebih baik dari tanaman, hewan, dan manusia," kata Menkes Budi dalam acara Asosiasi Genomik Indonesia (AGI) Summit yang digelar di Jakarta pada Sabtu (2/8/2025).
Dia menyoroti potensi besar peningkatan produksi beras nasional melalui pendekatan ilmiah berbasis genomik. Saat ini, Indonesia memproduksi sekitar 28–30 juta ton beras per tahun dari sekitar 7 juta hektare sawah, dengan rata-rata hasil 4 ton per hektare.
Padahal menurutnya, kebutuhan beras nasional mencapai 32 juta ton per tahun. Menkes Budi pun menyebut teknologi genomik ini bisa menjadi solusi untuk ketahanan pangan nasional, dan bahkan memungkinkan Indonesia untuk menjadi negara pengekspor beras di dunia.
"Bayangkan kalau kita bisa naikin 25 persen aja, jadi 5 ton per hektare, maka kalau dikali 7 juta hektare itu udah 35 juta ton. Kita udah lebih dari kebutuh kita yang 32 juta ton, kita bisa ekspor (sisanya)," kata Menkes Budi.
Lebih lanjut, Budi menyebut bahwa peningkatan produktivitas hingga 50 persen, menjadi 6 ton per hektare, berpotensi menghasilkan 42 juta ton beras per tahun.
"Itu artinya, kita bisa menjadi eksportir beras," tegasnya.
Implementasi teknologi genomik juga didorong oleh Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementan akan berkolaborasi dengan Asosiasi Genomik Indonesia (AGI) untuk penerapan teknologi tersebut.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Suganda. Menurutnya, teknologi genomik dapat mempercepat proses perbaikan genetik pertanian, dan tak terkecuali hewan ternak.
Agung mengatakan bahwa salah satu fokus utamanya adalah peningkatan kualitas bibit sapi perah dan sapi pedaging,, yang selama ini membutuhkan waktu lama dengan metode konvensional.
"Dengan pendekatan genomik ini, tentu Indonesia yang kita tahu masih kekurangan daging sapi, susu. Kita mempercepat peningkatan produksi kita, di samping tentu juga melakukan upaya percepatan secara konvensional," kata dia.
(Nur Ichsan Yuniarto)