News

Menlu Retno Telepon Wamenlu AS, Bahas Eskalasi Konflik Timur Tengah

Raka Dwi Novianto 16/04/2024 21:32 WIB

Selain bertukar pesan, dirinya juga meminta agar Amerika Serikat agar menggunakan pengaruhnya yang cukup besar untuk deeskalasi.

Menlu Retno Marsudi (MNC Media)

IDXChannel - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melakukan komunikasi dengan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Kurt Campbell. Keduanya bertelepon membahas mengenai konflik Timur Tengah.

Retno mengatakan, selain bertukar pesan, dirinya juga meminta agar Amerika Serikat agar menggunakan pengaruhnya yang cukup besar untuk deeskalasi.

"Kenapa kita bicara dengan Amerika? Jadi Amerika selain kita bertukar message, tadi pagi kita juga ada pembicaraan telepon kita lakukan karena kita tahu bahwa Amerika Serikat punya peran yang sangat besar untuk dapat menggunakan pengaruhnya agar deeskalasi terjadi," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/4/2024).

"Dan tadi saya sampaikan langsung bahwa 'anda punya pengaruh besar, dan tolong gunakan pengaruh tersebut'," kata dia.

Retno juga telah berbicang kepada menteri luar negeri Iran dan mengingatkan bahwa eskalasi tidak akan memberikan manfaat bagi siapapun.

"Kebetulan dengan Iran, kita berhubungan dengan baik. Saya bicara langsung dengan menteri luar negeri Iran hampir 1 jam, 50 menit dan saya sampaikan juga bahwa eskalasi tidak akan membawa manfaat bagi siapapun. Jadi untuk upaya diplomatik kita terus jalankan," kata Retno.

Selain itu, Retno menegaskan bahwa Indonesia telah memiliki sikap dan tidak serta merta menormalisasi hubungan apapun dengan Israel. Dirinya menegaskan bahwa Indonesia telah memiliki posisi yang jelas selama ini.

"Dari waktu ke waktu selalu ada pihak-pihak yang mengatakan sudah waktunya Indonesia melakukan normalisasi, buat kita posisi kita jelas seperti yang saya sampaikan," kata dia.

Retno melanjutkan, selama ini Indonesia mendapatkan tekanan dari pihak manapun untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

"No, no. Banyak banget lah, itu biasa di dalam dunia internasional, harapan dan tekanan. Tapi sejauh ini posisi kita tetap no," tutupnya.

(NIY)

SHARE