News

Momen Prabowo Bertemu Xi Jinping di KTT APEC 2025, Saling Berjabat Tangan Erat

Binti Mufarida 01/11/2025 16:00 WIB

Prabowo dan Xi Jinping menunjukkan momen hangat dengan jabat tangan erat saat bertemu di KTT APEC yang diselenggarakan di Korea Selatan.

Momen Prabowo Bertemu Xi Jinping di KTT APEC 2025, Saling Berjabat Tangan Erat. (Foto: Dok. BPMI Setpres)

IDXChannel - Presiden Prabowo Subianto dan Presiden China Xi Jinping tampak menunjukkan momen hangat dengan jabat tangan erat saat bertemu di KTT APEC yang diselenggarakan di Hwabaek International Convention Centre (HICO), Gyeongju, Korea Selatan, pada Sabtu (1/11/2025).

Tampak dilihat dari foto yang dibagikan Biro Pers Sekretariat Presiden, Prabowo dan Xi Jinping terlihat mengenakan setelan jas dengan warna senada, biru. Selain itu, terlihat Prabowo mengenakan peci hitam. Keduanya pun terlihat mengenakan selempang berwarna biru muda dengan corak logo APEC Korea.

Pertemuan keduanya terakhir kali terjadi ketika Prabowo menghadiri Perayaan 80 Tahun Kemenangan Perang Perlawanan Rakyat China yang digelar di Tian’anmen, Beijing, Republik Rakyat China pada Rabu, (3/9) lalu. Saat itu, hadir juga Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un.

Sementara itu, Prabowo memberikan respons pertemuan antara Xi Jinping dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di sela KTT APEC kali ini. Di tengah ketegangan geopolitik dan dinamika ekonomi global, dia menegaskan pentingnya kerja sama dan ketenangan dunia untuk mendukung pemulihan ekonomi global yang berkelanjutan.

“Alhamdulillah, ketemu Presiden Trump dari Amerika, jumpa dengan Presiden Xi Jinping. Saya dengar juga suasananya positif, lah. Dan ini yang kita harapkan, karena akan sangat memengaruhi ketenangan dunia. Dan ekonomi dunia sangat tergantung ketenangan,” ujar Prabowo.

Prabowo menegaskan dunia sedang menghadapi tantangan besar berupa perang tarif, ketegangan geopolitik, serta konflik di berbagai kawasan. Ia menilai, langkah-langkah diplomasi yang menurunkan suhu ketegangan dan membangun rasa saling percaya antarnegara menjadi kunci untuk menjaga kestabilan ekonomi global.

“Sekarang situasi dunia penuh ketidakpastian. Kemudian seolah ada perang tarif, kemudian geopolitik juga masih sangat rawan. Banyak sekali konflik. Kita berusaha untuk menurunkan suhu, meredakan,” ujarnya.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE