News

Nadiem Makarim Hapus Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA

Widya Michella 18/07/2024 08:52 WIB

Kemendikbudristek menghapus sistem penjurusan di Sekolah Menengah Atas (SMA) mulai tahun ajaran 2024/2025.

Nadiem Makarim Hapus Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA. (Foto: Ist)

IDXChannel - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pimpinan Nadiem Makariem menghapus sistem penjurusan di Sekolah Menengah Atas (SMA) mulai tahun ajaran 2024/2025. Sebelumnya, SMA memiliki jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.

Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan, penghapusan jurusan di SMA dimaksud merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka yang diterapkan secara bertahap sejak 2021. Setahun setelah pelaksanaan, baru 50 persen SMA yang menerapkan kurikulum tersebut.

"Pada tahun ajaran 2024 saat ini, tingkat penerapan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 90-95 persen untuk SD, SMP, dan SMA/SMK. Pada kelas 11 dan 12 SMA, murid yang sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat, kemampuan dan aspirasi studi lanjut atau kariernya," kata Anindito lewat keterangan resmi, Kamis (18/7/2024).

Anindito mencontohkan, murid SMA yang berencana kuliah di program studi teknik bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran (mapel) matematika tingkat lanjut dan fisika, tanpa harus mengambil mata pelajaran biologi yang selama ini masuk dalam jurusan IPA. 

Sebaliknya, seorang murid yang ingin berkuliah di kedokteran bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mapel biologi dan kimia, tanpa harus mengambil mapel matematika tingkat lanjut. 

"Dengan demikian, murid bisa lebih fokus untuk membangun basis pengetahuan yang relevan untuk minat dan rencana studi lanjutnya," katanya.

Menurut Anindito, persiapan yang lebih terfokus dan mendalam ini sulit dilakukan apabila murid masih dikelompokkan ke dalam jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Yang terjadi ketika ada pembagian jurusan adalah sebagian besar murid memilih jurusan IPA. 

"Hal ini belum tentu dilakukan berdasarkan refleksi tentang bakat, minat dan rencana kariernya, melainkan karena jurusan IPA diberi privilese lebih dalam memilih program studi di perguruan tinggi," ujarnya.

Dengan menghapus penjurusan di SMA, kata dia, Kurikulum Merdeka mendorong murid melakukan eksplorasi dan refleksi minat, bakat dan aspirasi karier. Mereka kemudian memberi kesempatan untuk mengambil mapel pilihan secara lebih fleksibel sesuai rencana tersebut.

"Penghapusan jurusan di SMA juga menghapus diskriminasi terhadap murid jurusan non-PA dalam seleksi nasional mahasiswa baru. Dengan Kurikulum Merdeka, semua murid lulusan SMA dan SMK dapat melamar ke semua prodi melalui jalur tes, tanpa dibatasi oleh jurusannya ketika SMA/SMK," katanya.

(RFI)

SHARE