Nikki Haley, Calon Presiden AS Baru dari Partai Republik Pesaing Donald Trump
Nikki Haley mantan duta besar Amerika Serikat untuk PBB secara resmi mengumumkan bahwa dirinya mencalonkan diri sebagai presiden AS pada Pilpres 2024.
IDXChannel - Nikki Haley mantan duta besar Amerika Serikat untuk PBB secara resmi mengumumkan bahwa dirinya mencalonkan diri sebagai presiden AS pada Pilpres 2024.
Dia bakal menjadi kandidat terkenal pertama yang akan bertarung dengan Donald Trump, mantan bosnya, untuk berebut tiket calon presiden (capres) dari Partai Republik.
Hal ini lantaran, baru dua orang ini saja yang menyatakan secara resmi bahwa keduanya akan maju dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024.
Joe Biden sampai saat ini belum memberikan pernyataan langsung apakah ia akan ikut bertarung dalam pemilihan presiden AS 2024. Namun, pihak gedung putih dan orang-orang terdekat Biden menyatakan bahwa Biden akan kembali maju mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat.
Dalam pengumumannya, Nikki mengatakan sudah saatnya pemimpin Amerika Serikat berikutnya harus membawa perubahan.
"Sudah waktunya untuk generasi kepemimpinan baru—untuk menemukan kembali tanggung jawab fiskal, mengamankan perbatasan kita dan memperkuat negara kita, kebanggaan kita dan tujuan kita," lanjut dia dalam rekaman video di Bamberg, kota kelahirannya di Carolina Selatan.
Haley memposisikan dirinya sebagai pembuat perubahan yang dapat menghidupkan kembali sebuah partai dan negara yang katanya telah kehilangan arah dalam beberapa tahun terakhir, dan dia memainkan latar belakang pribadinya sebagai bagian dari daya tariknya untuk menyatukan bangsa yang tegang oleh ketegangan rasial.
"Saya bangga sebagai putri imigran India. Tidak hitam, tidak putih. Saya berbeda," imbuh Haley. "Tapi ibu saya akan selalu berkata, 'Tugas Anda bukan fokus pada perbedaan, tapi persamaan'."
"Beberapa melihat masa lalu kita sebagai bukti bahwa prinsip pendirian Amerika itu buruk," lanjut dia.
"Mereka mengatakan janji kebebasan hanya dibuat-buat. Beberapa orang menganggap gagasan kami tidak hanya salah, tapi juga rasis dan jahat. Tidak ada yang bisa lebih jauh dari kebenaran," paparnya.
Haley, yang akan menjadi presiden wanita pertama negara itu jika terpilih, tidak mungkin menjadi Republikan terakhir yang angkat topi.
(DKH)