News

Operasi Modifikasi Cuaca Berakhir Besok, BNPB: Intensitas Hujan Berkurang Signifikan

Danandaya Arya Putra 10/07/2025 12:44 WIB

Pihaknya akan menunggu analisis dari BMKG jika memang dalan beberapa hari ke depan potensi hujan tinggi, maka OMC akan dilanjutkan.

Operasi Modifikasi Cuaca Berakhir Besok, BNPB: Intensitas Hujan Berkurang Signifikan. (Foto Danandaya/IMG)

IDXChannel - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menyampaikan, selama empat hari ini pihaknya telah melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Operasi itu ditargetkan selesai pada besok, Jumat (11/7/2025).

"Jadi untuk sementara ini operasi ini akan kita lakukan sampai tanggal 11," kata Abdul di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (10/7/2025).

Meski ditargetkan selesai besok, Abdul Muhari menuturkan, OMC tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang. Pihaknya akan menunggu analisis dari BMKG jika memang dalan beberapa hari ke depan potensi hujan tinggi, maka OMC akan dilanjutkan.

"Ini sangat dinamis bergantung pada potensi pemicunya jadi kalau misalkan nanti dari analisis BMKG menyebutkan bahwa mungkin masih akan terjadi eskalasi peningkatan intensitas curah hujan yang mengharuskan kita masih harus meneruskan operasi ini maka kita akan pertimbangan untuk meneruskan," ujarnya.

Selama empat hari melaksanakan OMC, BNPB mengklaim terjadi penurunan intensitas hujan di wilayah Jabodetabek. Total sudah 18 sorti penyemaian di langit atau satu sorti berisikan 800 kg sampai 1 ton garam.

"Ini sudah hari keempat, sudah lebih kurang 18 sorti kita lakukan. Sejauh ini seperti apa dan sampai kapan kita akan melakukan ini yang pasti tentu saja rekan-rekan dan pemirsa di rumah bisa merasakan juga dalam dua hari ini intensitas hujan berkurang secara signifikan," ujar Abdul.

Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko mengatakan, OMC ini dilaksanakan untuk mengarahkan hujan ke laut. Serta juga menghambat hujan di darat.

"Sudah 18 sorti kita lakukan baik menggunakan NACL untuk mencegat awan-awan supaya hujan di laut tidak hujan di darat. Maupun menggunakan CAO untuk mengganggu pertumbuhan awan sehingga kalaupun hujan di daratan tidak terlalu besar," kata Tri.

Meski terjadi penurunan hujan di Jabodetabek, BMKG memprediksi curah hujan tinggi terjadi di wilayah Indonesia Timur. Dengan kejadian itu pihaknya akan menganalisis lebih dalam apakah wilayah tersebut perlu juga dilakukan OMC.

"Saat ini juga di Indonesia bagian timur itu juga mulai terjadi peningkatan aktivitas gelombang atmosfer yang memicu curah hujan tinggi. nanti akan kita hitung, kita kaji apakah itu masih bisa diterima oleh permukaan dengan baik jika masih bisa diterima tentu ya sudah biarkan saja fenomena alam ini," ujarnya.

(Dhera Arizona)

SHARE