News

Panglima TNI Akui Ada Serangan Siber Jelang KTT G20 di Bali

Chusna/Kontributor 07/11/2022 14:48 WIB

Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa mengaku, terjadi serangan siber menjelang puncak KTT G20 di Bali.

Panglima TNI Akui Ada Serangan Siber Jelang KTT G20 di Bali. (Foto: Chusna/MPI).

IDXChannel - Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa mengaku, terjadi serangan siber menjelang puncak KTT G20 di Bali. Serangan siber tersebut sudah berhasil diatasi dengan koordinasi dari BSSN dan BIN. 

Andika mengatakan, secara umum belum ada potensi ancaman yang signifikan. Namun ia menyebut ada beberapa serangan siber. TNI sudah berkoordinasi dengan BSSN, BIN dan Polri untuk mengatasinya.

"Kita bersama BSSN, BIN, Polri sudah berkali-kali untuk mencoba simulasi dan kebetulan ada gangguan yang real dan beneran. Itu justru membuat kami lebih matang. Serangan itu bagaimana dan seberapa cepat kami merespons itu juga sebetulnya membuat kami siap.

"Tapi kami tetap mengimbau masyarakat Indonesia untuk membantu seandainya mereka yang punya skill dan kemampuan juga melihat adanya percobaan gangguan terhadap jaringan siber," tutur Andika usai apel gelar pasukan Operasi Puri Agung untuk KTT G20 di Lapangan Nitimandala Denpasar, Senin (7/11/2022). 

Lebih jauh dia menjelaskan, tim gabungan terpadu pengamanan KTT G20 ini adalah sebanyak 18.030. Dari Polri, ada sekitar 262 personel yang masuk dalam satgas pengamanan VVIP.

Selain perbantuan anggota Polri untuk pengamanan, Panglima TNI melihat banyak aset Polri yang nanti bisa diintegrasikan dalam proses pengamanan, semisal kendaraan dan tim penjinak serta kendaraan dan tim kendaraan lapis baja.

"Ini kan sangat berguna apabila dari VVIP karena ada insiden yang membutuhkan kehadiran kendaraan lapis baja perlu kita evakuasi. Kami sendiri menggelar 26 kendaraan lapis baja, tapi tadi Polri ternyata memiliki juga, sehingga kami miliki tambahan apabila diperlukan," ucap Andika.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan, Polri dan TNI siap mengamankan pelaksanaan KTT G20 di Bali. Kesiapan pengamanan mulai dari kondisi normal hingga darurat. 

"Kita siap mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kontingensi, baik unjuk rasa sampai dengan ancaman bom," kata Sigit. 

Mantan Kabareskrim Polri ini menuturkan, Polri akan melaksanakan pengamanan mulai dari awal saat masuk lewat bandara atau pelabuhan. Pihaknya sudah menyiapkan personel khusus yang dilengkapi teknologi CCTV, hingga face recognition.

Di mana hal tersebut bisa memonitor data orang-orang yang dalam dicurigai, baik dari luar negeri maupun dalam negeri.

"Tentunya kita sudah mengklasifikasi target-target tersebut masuk dalam kelompok ancaman apa. Mulai potensi unjuk rasa sampai melakukan serangan-serangan yang bersifat teroris," kata Sigit.

Dengan koordinasi pengamanan ini, Sigit menegaskan yang paling utama adalah jangan sampai ada peristiwa di ring 3 yang dapat mengganggu di ring 2 dan ring 1.

"Ini menjadi satu kesatuan pengamanan yang harus kita laksanakan bersama-sama," tandasnya. 

(FAY)

SHARE