Pemkot Solok Tawarkan Rp1 Juta Bagi Warganya yang Berhenti Merokok
Wali Kota Solok Zul Elfian, berinisiatif memberikan uang Rp1 Juta kepada warga yang mau berhenti merokok. Namun, inisiatif itu ternyata ditolak warga.
IDXChannel – Merokok merupakan kebiasaan buruk yang bisa meningkatkan risiko penyakit mematikan. Namun, banyak orang yang kesulitan untuk berhenti merokok.
Melihat kondisi tersebut, Wali Kota Solok Zul Elfian, berinisiatif memberikan uang Rp1 Juta kepada warga yang mau berhenti merokok. "Dengan berhenti merokok, yang bersangkutan diberi Rp1 juta dan bisa hemat Rp400.000 uang buat beli rokok. Uang itu bisa dipakai untuk membeli kebutuhan yang lain," ujarnya dilansir dari iNews Sumbar pada Rabu (12/10/2022
Lebih lanjut, Zul Elfian menjelaskan alasannya memutuskan kebijakan tersebut. Dia merasa bingung karena banyak warga yang terus membeli rokok, padahal ada masalah kesehatan yang menunggu dan kebutuhan hidup yang lebih penting seperti pendidikan.
Perkataan Zul itu juga didukung dengan data dari Badan Pusat Statistik Sumatera Barat yang didapat dari hasil survei sosial ekonomi pada Maret 2022, di mana rokok masih menjadi komoditas penyumbang kemiskinan terbesar kedua di Sumbar.
Walikota Solok juga sudah menyiapkan dana untuk 20 orang setiap tahunnya dengan mekanisme ada kader kesehatan yang membina dan mengajak warga untuk berhenti merokok.
Setelah itu akan dilakukan pengecekan di balai kesehatan setempat setelah itu pelaku akan dikasih waktu selama 3 bulan sebagai pembuktian kalau dia benar-benar bisa berhenti merokok.
"Setelah tiga bulan akan diketahui masih ada kandungan nikotin di tubuhnya. Jika dari hasil pemeriksaan tidak ada, berhak mendapatkan insentif Rp1 juta," ucap Zul Elfian.
Meski begitu, ide dari Zul mengalami penolakan dari masyarakat karena menurut mereka membeli rokok dengan uang pribadi. Namun dia menegaskan kalau ini bersifat himbauan bukan kewajiban sehingga tidak memaksa.
Menurut Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Sumbar, Krido Saptono, kebiasaan merokok sulit dihilangkan karena masih banyak masyarakat memilih tidak makan daripada tidak merokok.
"Ini memang karakter yang sulit dihilangkan dan masih melekat di kita terutama pada rumah tangga miskin," katanya.
Krido menambahkan, salah satu tantangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama keluarga miskin, yaitu mengurangi konsumsi rokok.
(Penulis: Ahmad Fajar)