News

Pemprov DKI Jakarta Gandeng BRIN Atas Fenomena Hujan Mengandung Mikroplastik

Muhammad Refi Sandi 24/10/2025 14:26 WIB

Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (LH) menggandeng BRIN untuk mengatasi temuan fenomena hujan mengandung mikroplastik. 

Pemprov DKI Jakarta Gandeng BRIN Atas Fenomena Hujan Mengandung Mikroplastik. (Foto: Dok. Pemprov DKI Jakarta)

IDXChannel - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (LH) menggandeng Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengatasi temuan fenomena hujan mengandung mikroplastik

Berdasarkan riset BRIN, partikel mikroplastik diduga berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan, ban, hingga sisa pembakaran sampah plastik yang dilakukan secara terbuka.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Asep Kuswanto, mengapresiasi hasil riset BRIN yang menunjukkan polusi di Jakarta sudah memasuki fase yang lebih kompleks dan membutuhkan penanganan berbasis data ilmiah.

“DLH DKI telah berkolaborasi dengan BRIN dan sejumlah pemangku kepentingan untuk memantau mikroplastik, salah satunya di perairan Teluk Jakarta dan sungai-sungai utama,” ujar Asep dalam diskusi di Gedung Blok F Balai Kota Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Asep menjelaskan, pihaknya terus melakukan berbagai langkah pengendalian lingkungan, seperti pengawasan industri, uji emisi kendaraan, kampanye pengurangan plastik sekali pakai, serta edukasi publik tentang pemilahan sampah.

“Kami juga memperkuat penerapan Pergub Nomor 142 Tahun 2019 tentang penggunaan kantong belanja ramah lingkungan,” imbuhnya.

Ia menambahkan DLH DKI akan melanjutkan riset bersama BRIN, perguruan tinggi, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memantau kualitas air hujan dan mengkaji dampak mikroplastik terhadap kesehatan masyarakat.

“Kebijakan pengurangan plastik sekali pakai akan terus diperkuat, sejalan dengan kampanye gaya hidup minim plastik di tingkat rumah tangga dan komunitas,” kata dia. 

Sementara itu, Profesor Riset BRIN, Muhammad Reza Cordova, menjelaskan penelitian pihaknya menunjukkan mikroplastik telah terdeteksi dalam air hujan di wilayah Jakarta dengan konsentrasi rata-rata 3 hingga 40 partikel per meter persegi per hari.

“Air hujan yang kita anggap bersih ternyata membawa partikel plastik mikroskopis dari udara. Prosesnya sangat cepat kurang dari satu detik partikel bisa larut dalam air hujan,” ujar Reza.

Reza menyebut sumber mikroplastik di udara berasal dari berbagai aktivitas manusia, mulai dari penggunaan pakaian berbahan sintetis seperti polyester dan nylon, hingga pembakaran sampah secara terbuka. Rendahnya tingkat pengumpulan sampah di wilayah penyangga ibu kota turut memperparah kondisi ini.

“Pembakaran sampah terbuka melepaskan mikroplastik dan zat berbahaya seperti dioksin ke udara, yang kemudian dapat terhirup manusia,” kata dia. 

Fungsional Madya Pengamat Meteorologi dan Geofisika BMKG, Dwi Atmoko menjelaskan bahwa mikroplastik termasuk dalam kategori aerosol, yaitu partikel padat atau cair yang tersuspensi di udara.

“Partikel aerosol seperti mikroplastik bisa berpindah mengikuti arah angin dan pola cuaca. Ia dapat jatuh ke permukaan melalui deposisi kering maupun terbawa air hujan melalui deposisi basah,” ucap Atmoko.

Lebih lanjut, Atmoko mengatakan mikroplastik yang ditemukan di Jakarta bisa saja berasal dari wilayah lain, dan sebaliknya, polutan di Jakarta juga berpotensi berpindah ke daerah lain. 

“Karena itu, penanganan masalah ini harus dilakukan lintas wilayah dan lintas sektor,” ujarnya

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE