News

Penerbangan Langsung Bisa Dongkrak Jumlah Wisatawan Prancis ke Indonesia

Masirom 16/07/2025 12:27 WIB

Berdasarkan data terbaru, terdapat sekitar 302.000 wisatawan Prancis yang datang ke Indonesia sepanjang 2024.

Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Mohamad Oemar. (Foto: Istimewa)

IDXChannel – Kunjungan wisatawan asal Prancis ke Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan. Tahun lalu, jumlahnya bahkan melampaui tingkat kunjungan sebelum pandemi Covid-19. 

Hal itu diungkapkan Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Mohamad Oemar. Dia menuturkan, berdasarkan data terbaru, terdapat sekitar 302 ribu wisatawan Prancis yang datang ke Indonesia sepanjang 2024. 

"Tahun 2019, hanya 280 ribuan turis Prancis ke Indonesia," ujarnya kepada wartawan di Paris, Selasa (15/7/2025).

Jumlah tersebut tentunya membawa angin segar bagi sektor pariwisata nasional. Dia pun yakin di masa mendatang jumlah wisatawan asal Negeri Napoleon yang melancong ke Tanah Air bisa lebih banyak lagi.

Menurut Oemar, pencapaian ini bukanlah titik akhir. Para pemangku kepentingan melihat potensi pertumbuhan pariwisata dari Prancis masih sangat tinggi. Karena itu, pemerintah saat ini tengah berusaha mendorong terwujudnya rute penerbangan langsung Prancis-Indonesia.

Rute penerbangan langsung dari Paris menuju Jakarta dan Denpasar, Bali, dinilai sebagai pilihan ideal yang sangat strategis untuk lebih mendongkrak jumlah wisatawan Prancis. Bali, sebagai destinasi unggulan Indonesia, tetap menjadi magnet utama bagi turis Eropa, termasuk Prancis.

>

Di samping itu, kembalinya rute penerbangan langsung antara Jakarta dan Paris juga menjadi berita positif. Keterhubungan langsung ini dipandang sebagai keunggulan kompetitif signifikan bagi maskapai penerbangan Indonesia, terutama Garuda Indonesia. 

Dibandingkan dengan rute sebelumnya yang memerlukan transit di negara ketiga atau melalui hub seperti Singapura, penerbangan langsung Paris-Jakarta menawarkan kenyamanan dan efisiensi waktu yang jauh lebih baik bagi penumpang.

Menurut Dubes Oemar, keterhubungan udara langsung ini adalah kunci. Selain meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan, penerbangan langsung diharapkan menjadi katalis utama peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya dari pasar potensial seperti Prancis.

"Jadi, ini menjadi satu keunggulan yang kita bisa dorong lagi dari kunjungan wisatawan asing," tuturnya.

Dia mengungkapkan, pentingnya pasar Prancis tidak hanya terletak pada jumlah wisatawannya, tetapi juga pada perilaku belanjanya. Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pariwisata telah lama mengidentifikasi wisatawan Prancis sebagai salah satu segmen "wisatawan berbelanja besar" (high-spending tourists). Artinya, rata-rata pengeluaran per kunjungan mereka tergolong tinggi.

Oleh karena itu, meningkatnya jumlah wisatawan Prancis yang datang secara langsung—berkat fasilitas penerbangan tanpa transit—diproyeksikan akan memberikan dampak ekonomi yang nyata. Peningkatan pendapatan devisa negara secara signifikan menjadi harapan utama dari tren positif ini.

Setiap kenaikan jumlah wisatawan berbelanja besar seperti dari Prancis, apalagi didukung akses langsung yang lebih mudah, memiliki efek multiplier yang besar bagi perekonomian. Efek tersebut mencakup mulai dari sektor akomodasi, transportasi lokal, kuliner, hingga sektor retail dan kerajinan tangan.

Dengan fondasi yang telah pulih dan bahkan melampaui masa prapandemi, serta didukung oleh inisiatif peningkatan konektivitas udara langsung, optimisme untuk terus mendongkrak kunjungan dan devisa dari pasar Prancis semakin menguat. Penerbangan langsung bukan hanya soal transportasi, melainkan investasi strategis untuk membuka keran devisa yang lebih besar.

(Ahmad Islamy Jamil)

SHARE