Penjualan Produsen Bir Terkenal AS Ini Turun Imbas Kebijakan Baru Donald Trump
Kebijakan imigrasi pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat khawatir produsen bir global asal AS.
IDXChannel – Kebijakan imigrasi pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat khawatir produsen bir global dengan merek terkenal Modelo dan Corona, Constellation Brands (STZ). Kebijakan imigrasi ini membuat penjualannya menurun.
Dalam laporan keuangan untuk kuartal pertama tahun fiskal 2026, perusahaan mencatat penurunan volume pengiriman bir sebesar 3,3 persen. Angka itu di bawah perkiraan pasar yang memprediksi penurunan tak lebih dari 2,4 persen.
CEO Constellation, Bill Newlands, menjelaskan hal ini dipicu oleh pengetatan kebijakan imigrasi Donald Trump dan peningkatan razia oleh lembaga ICE. Pengetatan dan razia itu menimbulkan ketidaknyamanan di kalangan komunitas Hispanik atau kelompok konsumen utama bir mereka.
Kekhawatiran atas deportasi dan tekanan sosial disebut membuat banyak orang enggan berkumpul atau makan di luar. Padahal dua aktivitas itu yang biasanya meningkatkan konsumsi bir.
Selain ketidakpastian imigrasi, faktor struktural turut memperburuk kondisi pasar. Pertumbuhan lapangan kerja di sektor konstruksi, yang banyak menyerap tenaga kerja Hispanik, menurun tajam dari 2,8 persen pada Mei 2024 menjadi hanya 1,5 persen pada Mei 2025.
Bersamaan dengan itu, kepercayaan konsumen di segmen berpenghasilan rendah juga melemah. Hal ini mengindikasikan potensi penurunan daya beli yang lebih luas.
Margin keuntungan juga mendapat tekanan dari sisi produksi, terutama akibat tarif 25 persen atas aluminium yang masih diberlakukan. Aluminium adalah bahan utama dalam kemasan bir kaleng, yang mendominasi distribusi produk Constellation.
Selain itu, tren baru seperti meningkatnya penggunaan obat GLP-1 untuk pengelolaan berat badan dan kampanye kesehatan publik terkait risiko alkohol terhadap kanker ikut menekan konsumsi bir, khususnya di kalangan generasi muda.
Dari sisi kinerja keuangan, Constellation membukukan pendapatan sebesar USD2,52 miliar atau sedikit di bawah ekspektasi analis sebesar USD2,55 miliar. Kemudian laba per saham sebesar USD3,22, angka itu juga di bawah proyeksi pasar.
Meskipun demikian, perusahaan tetap mempertahankan panduan pertumbuhan organik penjualan bir antara 0 persen hingga 3 persen untuk tahun fiskal penuh, namun memperkirakan penurunan signifikan di lini wine dan spirits sebesar 17 persen hingga 20 persen.
Kondisi ini menegaskan tantangan besar yang tengah dihadapi industri minuman beralkohol di AS, di mana dinamika sosial, kebijakan publik, dan perubahan gaya hidup konsumen semakin menjadi faktor utama dalam peta persaingan bisnis.
(Ibnu Hariyanto)