News

Pertamina Drilling Buka Akses Rig di Aceh Tamiang untuk Warga Mengisi Baterai Ponsel

Kurnia Nadya 21/12/2025 13:06 WIB

Sejak banjir bandang melanda Aceh, rig tersebut berada dalam kondisi shutdown sejak 26 November, dan kembali beroperasi pada 16 Desember.

Pertamina Drilling Buka Akses Rig di Aceh Tamiang untuk Warga Mengisi Baterai Ponsel. (Foto: Pertamina)

IDXChannelRig PDSI#19.1 milik Pertamina Drilling yang berada di Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang, membuka akses bagi masyarakat setempat untuk pengisian daya ponsel. Anjungan tersebut mulai beroperasi pada 16 Desember 2025. 

Sejak banjir bandang melanda Aceh, rig tersebut berada dalam kondisi shutdown sejak 26 November. Meskipun digunakan warga untuk pengisian daya, prosesnya tetap dilakukan dengan memperhatikan aspek keselamatan. 

Dalam keterangan resminya, Rig Superintendent Pertamina Drilling Surya Budiman mengatakan pihaknya berinisiatif untuk membuka fasilitas rig untuk memenuhi kebutuhan komunikasi masyarakat yang terdesak. 

“Sejak awal bencana, listrik dan sinyal mati. Padahal warga sangat membutuhkan ponsel untuk mengabarkan kondisi mereka kepada keluarga. Kami hanya berusaha membantu sebisanya,” ujar Surya, Minggu (21/12/2025).

Pengisian kami lakukan di area aman, lanjut Surya, di luar kawasan kerja rig. Hampir setiap malam, lebih dari 100 warga mendatangi rig membawa ponsel, powerbank, senter, dan lampu darurat. 

Mereka mengantre dengan sabar, menunggu giliran mengisi daya. Bagi mereka, baterai penuh bukan sekadar soal teknologi, melainkan cara untuk kembali terhubung dengan keluarga dan memastikan kabar keselamatan.

“HP saya sudah mati dua hari. Kami tidak bisa hubungi saudara sama sekali. Begitu dengar bisa ngecas di sini, rasanya seperti dapat kabar baik.” kata Siti (38), warga Desa Alur Cucur, dengan nada lega.

Sejak awal bencana, aliran listrik dan jaringan komunikasi di wilayah sekitar rig terputus total. Kondisi itu membuat warga terisolasi, terutama pada malam hari, ketika penerangan menjadi kebutuhan utama.

Warga yang datang dari enam desa. Mulai dari Desa Alur Batu, Alur Cucur, Alur Manis, Landu, Tempel, dan Lumpuran. Ada yang datang berjalan kaki, ada pula yang berboncengan sepeda motor. 

Sebagian membawa anak-anak, menunggu sambil duduk di tepi area, ditemani cahaya lampu yang perlahan menyala kembali.

“Kalau malam gelap sekali. Anak-anak takut. Lampu emergency ini sangat membantu,” ujar Rahmad, warga Desa Alur Manis, sembari menggenggam lampu darurat yang telah terisi penuh.

Selain membuka akses listrik, Pertamina Drilling juga menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa makanan siap santap dua kali sehari, sembako, air bersih, serta air minum dalam kemasan bagi warga terdampak di sekitar wilayah operasi.

“Dalam kondisi seperti ini, bantuan makanan dan air sangat berarti. Setidaknya kami tidak merasa sendirian,” tutur Yuliana, warga Desa Landu.

Dalam kondisi sekitar yang gelap dan keterbatasan, Rig PDSI#19.1 menjelma ruang singgah bagi warga, tempat mengisi daya, berbagi cerita, dan menguatkan satu sama lain. 

(Nadya Kurnia)

SHARE