News

Pesawat SAM Air Jatuh di Gorontalo Tewaskan 4 Orang, Kemenhub Buka Suara

Iqbal Dwi Purnama 20/10/2024 10:44 WIB

Kemenhub melaporkan telah terjadi kecelakaan pesawat perintis milik PT SAM Air dengan nomor registrasi PK-SMH (DHC6) di Bandara Panua, Pohuwato, Gorontalo.

Pesawat SAM Air Jatuh di Gorontalo Tewaskan 4 Orang, Kemenhub Buka Suara (foto dok kemenhub)

IDXChannel - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan telah terjadi kecelakaan pesawat perintis milik PT SAM Air dengan nomor registrasi PK-SMH (DHC6) di Bandara Panua, Pohuwato, Gorontalo. Pesawat tersebut sedang melayani rute dari Bandara Djalaluddin, Gorontalo menuju Bandara Panua, Pohuwato. 

Pesawat dipiloti oleh Capt. M. Saefurubi A dengan First Officer M. Arthur V. G serta seorang teknisi bernama Budijanto. Selain awak pesawat, ada satu penumpang bernama Sri Meyke Male.

Kronologi kejadian disebutkan, pesawat PK-SMH lepas landas dari Bandara Gorontalo pada pukul 07:03 WITA (23:03 UTC) dengan perkiraan waktu tiba (ETA) pada pukul 07:33 WITA (23:33 UTC) dalam kondisi cuaca berawan. 

Pesawat lost contact pada pukul 07:22 WITA (23:22 UTC) dan beberapa jam kemudian pesawat ditemukan hancur total (total loss) akibat kecelakaan di rawa-rawa sebelum runway 27 Bandara Pohuwato. 

Kecelakaan ini mengakibatkan empat korban awak dan penumpang, yaitu Pilot, First Officer, Teknisi, dan satu orang penumpang meninggal dunia. Selanjutnya para korban telah dievakuasi ke Puskesmas Motolohu Pohuwato.

"Kami sangat berduka atas kecelakaan yang menimpa pesawat perintis PT SAM Air di Pohuwato. Doa dan simpati kami sampaikan kepada keluarga korban yang ditinggalkan," kata Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa dalam keterangan resmi, Minggu (20/10/2024).

Lukman menambahkan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tengah berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) serta stakeholder terkait untuk melakukan investigasi lebih lanjut terhadap insiden ini. 

"Saya berharap proses investigasi berjalan lancar, dan langkah-langkah pencegahan ke depan dapat diambil untuk meningkatkan keselamatan penerbangan di masa mendatang," kata Lukman.

(Fiki Ariyanti)

SHARE