News

Pimpin ASEAN Business Advisory Council, Indonesia Pacu Peningkatan Peluang Investasi Kawasan

Kurnia Nadya 19/08/2023 18:16 WIB

Di bawah kepemimpinan Indonesia, ASEAN-BAC melakukan roadshow ke mitra-mitra ASEAN untuk meningkatkan peluang investasi di bidang ekonomi dan perdagangan.

Pimpin ASEAN Business Advisory Council, Indonesia Pacu Peningkatan Peluang Investasi Kawasan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Indonesia memimpin ASEAN Business Advisory Council untuk melakukan roadshow ke negara-negara Asia Tenggara dan mitra eksternal untuk meningkatkan investasi dan ekonomi ASEAN. 

“Kami meyakinkan para pemimpin dan pengusaha bahwa ASEAN wajib diperhitungkan, karena memiliki fundamental ekonomi yang kuat. Sehingga ASEAN dapat dijadikan sebagai surga investasi global,” tutur Wakil Ketua ASEAN-BAC Bernandino Vega, dari keterangan resmi ASEAN-BAC, Sabtu (19/8). 

Saat ini, kepemimpinan ASEAN-BAC berada di tangan Indonesia, dan selaku ketua, Indonesia memimpin roadshow ke beberapa mitra eksternal ASEAN seperti Inggris, Jepang, Korea Selatan, Australia, Kanada, dan China. 

Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid mengatakan perlu langkah kehati-hatian dan perhitungan yang matang untuk memanfaatkan potensi perdagangan dan investasi di negara-negara Asia Tenggara. 

Sebab Asia Tenggara memiliki potensi yang sangat besar. Menurut Arsjad, tahun ini pertumbuhan domestik bruto di kawasan ASEAN makin sehat dan sudah kembali ke posisi sebelum pandemi. 

Untuk itulah, ASEAN-BAC bertemu dengan dengan para menteri ekonomi ASEAN dalam 55th ASEAN Economic Ministers’ (AEM) Meeting and Related Meetings di Semarang hari ini. Indonesia selaku ketua ASEAN-BAC tahun ini telah memasang pondasi kokoh yang bisa menjadi rujukan bagi negara-negara anggota untuk menarik investasi lewat sektor swasta. 

Para kepala negara yang ditemui ASEAN-BAC pun telah mengakui langkah-langkah konkret yang ditempuh ASEAN-BAC. 

“Konsultasi dengan AEM membahas implementasi ASEAN Vision 2045. Kami juga diskusi terkait solusi untuk mendorong hubungan ekonomi sesama negara anggota dan mitra ASEAN, juga inisiatif untuk meningkatkan intergrasi ekonomi kawasan,” tutur Arsjad. 

Intergrasi kawasan diharapkan dapat membentuk ekonomi regional yang inklusif, inovatif, tanggung, dan transformatif lewat ASEAN Business Network (ABN). Sebagai kawasan, ASEAN memiliki potensi dan peluang bisnis yang menjanjikan banyak pada bidang. 

Misalnya pertanian dan pangan, ekonomi digital, kesehatan swasta-publik, kendaraan listrik, ekosistem kendaraan listrik, mobilisasi pasar karbon, bahkan sistem pembayaran QR regional. 

ASEAN-BAC mencatat pada 2010 investasi asing langsung di kawasan hanya mencapai USD23 miliar, namun melonjak menjadi USD47 miliar pada 2021. Diperlukan waktu satu dekade untuk meningkatkan nilai investasi asing langsung dua kali lipat. 

Padahal, Asia Tenggara memiliki banyak keunggulan berupa sumber daya energi alam yang besar, mampu untuk memenuhi permintaan energi global. Sementara ekonomi digital ASEAN diproyeksikan mampu berkembang menjadi USD330 miliar pada 2025. 

“Saya pastikan keunggulan-keunggulan ASEAN adalah nyata dan sudah terbukti. Bisnis yang kami ciptakan juga memberikan harapan pertumbuhan yang jelas,” tutur Arsjad. 

Dalam pertemuan AEM ke-55 ini, ASEAN-BAC juga melangsungkan beberapa pertemuan lain, salah satunya membahas ASEAN Tariff Finder, platform online untuk mengakomodasi para pedagangan dalam memaksimalkan manfaat dari Free Trade Agreement (FTA) yang sudah terjalin atau yang tengah ditingkatkan. 

Beberapa FTA yang sudah terjalin antara lain Association of Southeast Asian Nations Trade in Goods Agreement (ATIGA), FTA ASEAN+1, Regional Comprehensive Economic Partnerships (RCEP), dan FTA bilateral yang telah dirampungkan oleh negara-negara anggota kawasan dengan mitra-mitranya. 

ASEAN-BAC juga bertemu secara bilateral dengan perwakilan dari negara-negara mitra. Antara lain Menteri Perdagangan dan Industri Filipina Alfredo Espinosa, Anggota Parlemen Inggris sekaligus Menteri Perdagangan Internasional Inggris Nigel Paul Huddleston, Menperin Singapura Gan Kim Yong, dan Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam Nguyen Hong Dien. (NKK)

SHARE