PM Thailand Terancam Lengser usai Pembicaraan Telepon Bocor
Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra didesak mundur setelah pembicaraan teleponnya dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen bocor.
IDXChannel - Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra didesak mundur setelah pembicaraan teleponnya dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen bocor.
Dilansir dari AFP pada Kamis (19/6/2025), kedua negara baru-baru ini terlibat dalam sengketa perbatasan. Paetongtarn dianggap bersikap terlalu lunak terhadap Kamboja.
Dalam panggilan telepon yang bocor itu, Paetongtarn terdengar membahas sengketa perbatasan antara kedua negara dengan Hun Sen, yang mengundurkan diri sebagai perdana menteri Kamboja pada 2023 tetapi masih memiliki pengaruh yang cukup besar.
Paetongtarn memanggil Hun Sen dengan sebutan paman dan menyebut militer Thailand sebagai lawannya, sebuah pernyataan yang memicu kritik keras di media sosial.
"Ini membuktikan Thailand memiliki pemimpin yang akan membawa negara kita ke situasi yang buruk dan lemah," kata pernyataan itu," kata partai oposisi Palang Pracharath dalam pernyataannya.
Partai Bhumjaithai, mitra terbesar Partai Pheu Thai pimpinan Paetongtarn, menarik diri dari parlemen pada Rabu. Perilaku Paetongtarn dalam panggilan telepon yang bocor dianggap melukai martabat negara dan militer.
Kehilangan 69 anggota parlemen dari Bhumjaithai membuat Paetongtarn terancam kehilangan posisi mayoritas di lembaga legislatif. Jika pemerintahannya kolaps, pemilihan umum dadakan akan digelar
Dua partai koalisi pemerintahan, Partai Bangsa Thailand Bersatu dan Partai Demokrat, akan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas situasi tersebut pada Kamis malam. Kehilangan salah satu dari mereka kemungkinan akan berarti berakhirnya pemerintahan Paetongtarn.
Angkatan bersenjata Thailand telah lama memainkan peran yang kuat dalam politik negara tersebut, dan para politikus biasanya berhati-hati untuk tidak membuat mereka marah.
Kerajaan itu telah mengalami belasan kudeta sejak berakhirnya monarki absolut pada 1932. Krisis saat ini telah memicu rumor yang menyatakan kudeta baru mungkin akan segera terjadi.
Jika ia digulingkan, ia akan menjadi anggota ketiga keluarganya, setelah bibinya Yingluck dan ayahnya Thaksin Shinawatra, yang didepak dari jabatan oleh militer. (Wahyu Dwi Anggoro)