News

Prabowo Sudah Kucurkan Rp110 Triliun untuk Bansos, Mensos: Terbesar Sepanjang Sejarah

Iqbal Dwi Purnama 20/10/2025 07:15 WIB

Seperti diketahui, pagu anggaran bansos di 2025 mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp110 triliun, dari Rp71 triliun.

Prabowo Sudah Kucurkan Rp110 Triliun untuk Bansos, Mensos: Terbesar Sepanjang Sejarah. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menyatakan, peningkatan anggaran untuk bantuan sosial (bansos) di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka merupakan terbesar sepanjang sejarah.

Seperti diketahui, pagu anggaran bansos di 2025 mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp110 triliun, dari Rp71 triliun.

"Pagu anggaran tahun 2025 ini ada Rp71 triliun untuk 20 juta KPM. Tapi di era Bapak Presiden Prabowo itu dinaikkan menjadi Rp110 triliun lebih dan ini mungkin terbesar dalam sepanjang sejarah," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (20/10/2025).

Gus Ipul menegaskan, bantuan yang ditujukan untuk kelompok paling bawah ini, Presiden terus menambah bantuan, bukan dikurangi. Artinya, Presiden sangat memperhatikan kebijakan untuk masyarakat miskin.

"Saya sampaikan bahwa Pak Presiden punya perhatian yang luar biasa untuk masyarakat khususnya di golongan paling bawah. Sederhananya begini, jadi yang atas itu dijaga oleh Presiden, pengusaha-pengusaha sukses besar ini diajak dijaga dan dirangkul yang tengah difasilitasi, yang bawah dibela," kata dia.

Sebagai informasi, program stimulus Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) siap disalurkan mulai hari ini, Senin (20/10/2025).

Bantuan diberikan pada 35,04 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang berada di desil 1-4 Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan, anggaran untuk bantuan langsung tunai (BLT) merupakan hasil dari efisiensi anggaran pemerintah yang dilakukan sepanjang tahun anggaran berjalan. 

Pras menjelaskan, efisiensi tersebut dilakukan dengan memangkas belanja-belanja yang dianggap tidak produktif dan mengalihkannya ke kegiatan yang lebih berdampak langsung pada masyarakat. 

“Dalam berbagai kesempatan kami sudah menjelaskan bahwa yang disebut dengan efisiensi itu adalah kita mengurangi belanja-belanja yang sekiranya tidak produktif, untuk kemudian direalokasi ke kegiatan yang jauh lebih produktif,” kata dia, dikutip pada Sabtu (18/10/2025).

(Dhera Arizona)

SHARE