News

Pramono Pastikan Anggaran Modifikasi Cuaca Cukup untuk 25 Hari ke Depan

Muhammad Refi Sandi 04/11/2025 13:37 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung serius melakukan mitigasi potensi cuaca ekstrem yang akan melanda Jakarta dan sekitarnya,

Pramono Pastikan Anggaran Modifikasi Cuaca Cukup untuk 25 Hari ke Depan (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung serius melakukan mitigasi potensi cuaca ekstrem yang akan melanda Jakarta dan sekitarnya, sehingga dapat menimbulkan potensi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor hingga Februari 2026. 

Namun, sebagai mitigasi awal Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) di langit Jakarta dan Jawa Barat yang telah dimulai sejak 23 Oktober lalu. Ia memastikan anggaran untuk OMC cukup untuk 25 hari ke depan. 

"Masih ada. Jadi anggarannya masih ada untuk 25 hari. Pokoknya untuk 25 hari," kata Pramono di Ruang Limpah Sungai (RLS) Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (4/11/2025).

Pramono juga menyebut OMC akan difokuskan pada tanggal 5-10 November 2025 yang diprediksi ada curah hujan tinggi hingga ekstrem. 

"Operasi Modifikasi Cuaca bersama pemerintah pusat dari tanggal 5-10 November 2025 yang diperkirakan curah hujan tinggi agar curah hujan dapat dikelola secara baik," ujarnya.

Lebih lanjut, Pramono meminta seluruh pasukan gabungan dapat meningkatkan komunikasi, pemantauan dan informasi kepada masyarakat ihwal potensi bencana yang akan timbul.

"Kepada seluruh jajaran wilayah, satgas lapangan agar meningkatkan komunikasi, pemantauan, dan kecepatan informasi kepada warga di sekitar masing-masing," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara dengan 306 zona musim telah memasuki musim hujan. Namun, puncak musim hujan terjadi periode November 2025 hingga Februari 2026. 

"Mencakup sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Maluku sebagian Pulau Papua," kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Sabtu (1/11).

"Puncak musim hujan di Indonesia sesuai dengan prediksi sebelumnya di bulan September-Oktober lalu, dimulai awal November 2025 atau mulai hari ini (1/11) hingga Februari 2026 ini relatif signifikan dari tahun sebelumnya puncak musim hujan biasanya tidak sepanjang ini biasanya Desember-Januari atau Januari-Februari," kata dia.

Dwikorita mengatakan pola pergerakan puncak musim hujan dimulai dari wilayah Barat ke Timur Indonesia sehingga tidak serempak terjadi di seluruh wilayah. 

"Dengan pola umum pergerakan dari Barat ke Timur, artinya terjadinya puncak musim hujan tidak serempak di Bulan November di awali wilayah Indonesia bagian Barat November-Desember dan berkembang Indonesia tengah hingga Timur Januari-Februari," ujarnya.


(kunthi fahmar sandy)

SHARE