Prancis Kirim Suku Cadang Senjata ke Israel, Buruh Pelabuhan Tolak Muat
Investigasi bersama media Disclose dan Ditch mengungkap rencana Prancis mengirimkan 14 ton suku cadang untuk senapan mesin ringan ke Israel.
IDXChannel – Investigasi bersama media Disclose dan Ditch mengungkap rencana Prancis mengirimkan 14 ton suku cadang untuk senapan mesin ringan ke Israel. Pengiriman tersebut akan menjadi yang ketiga kalinya sejak awal 2025.
Menurut laporan yang dirilis Rabu (5/6/2024), sebuah kapal kargo Israel dijadwalkan berlabuh di Pelabuhan Fos-sur-Mer, dekat Marseille, Kamis (5/6/2025) ini untuk mengambil muatan tersebut. Suku cadang militer yang diproduksi perusahaan Prancis Eurolinks itu rencananya dikirim ke perusahaan senjata Israel Military Industries (IMI) di Pelabuhan Haifa.
Sebelumnya, Prancis telah melakukan dua pengiriman militer ke Israel pada tahun ini. Pengiriman pertama sebanyak 20 ton peralatan militer terjadi pada 3 April 2024. Betikutnya disusul pengiriman kedua pada 22 Mei 2024, yang berisi 2 juta rantai amunisi (tautan M9) dan sabuk amunisi M29 untuk senjata berat.
Namun, tak lama setelah laporan investigasi ini terbit, muncul perkembangan signifikan. Serikat pekerja pelabuhan CGT di Fos-sur-Mer mengeluarkan pernyataan bahwa sebuah kontainer berisi suku cadang Eurolinks telah ditunda dan mereka menolak memuatnya ke kapal yang menuju Haifa.
"Para pekerja pelabuhan tidak akan berpartisipasi dalam genosida yang sedang berlangsung (di Palestina) yang diorganisasi oleh Pemerintah Israel," kata CGT dalam pernyataannya.
Rencana Paris mengirimkan suku cadang senjata ke Israel kali ini kontradiktif pernyataan terkini Presiden Prancis Emmanuel Macron. Pasalnya, minggu lalu, Macron justru mendesak negara-negara Eropa untuk memperketat sikap mereka terhadap Israel terkait operasi militernya di Jalur Gaza.
Dia bahkan juga menegaskan bahwa mengakui negara Palestina adalah bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga kebutuhan politik. Kini, pernyataan sang presiden malah kontras dengan pasokan militer ke zionis yang direncanakan oleh pemerintahannya.
(Ahmad Islamy Jamil)