Presiden Prabowo Minta Infrastruktur Listrik Aman selama Libur Natal dan Tahun Baru
Presiden Prabowo Subianto meminta agar infrastruktur listrik di Tanah Air aman selama Natal dan Tahun Baru 2024/2025.
IDXChannel - Presiden Prabowo Subianto meminta agar infrastruktur listrik di Tanah Air aman selama Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.
Hal ini disampaikan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. Arya menyebut, Presiden telah memberi arahan agar Nataru tahun ini berjalan nyaman dan lancar. Karena itu, Kementerian BUMN menginstruksikan kepada PT PLN (Persero) agar menyiapkan sistem kelistrikan dan membentuk satuan khusus untuk menjaga kelancaran pasokan listrik.
"PLN sudah siap untuk menyambut Nataru. Kami sudah pastikan juga kesiapan dengan satgas-satgas yang dibentuk oleh PLN," kata Arya, Selasa (10/12/2024).
Dia mencatat, adanya potensi peningkatan arus kendaraan listrik di jalur tol, sehingga peran infrastruktur kendaraan listrik seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di sepanjang tol sangat krusial.
”Kenaikan mobil listrik juga sangat tinggi sekali dibandingkan tahun sebelumnya. Kesiapan PLN untuk SPKLU juga perlu diperhatikan,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memastikan, pihaknya siap mendukung arahan pemerintah untuk memberikan layanan listrik yang memadai selama Nataru.
PLN telah melakukan persiapan preventif dengan memastikan seluruh sistem kelistrikan dalam kondisi andal sejak jauh-jauh hari.
”Kami siap menjalankan arahan dari bapak Presiden Prabowo Subianto agar Natal dan Tahun Baru ini bisa berjalan dengan lancar,” kata Darmawan.
“Tentu saja kita ingin memastikan bahwa nanti jalannya ibadah bisa berjalan dengan hikmat, berjalan tanpa ada gangguan apapun. Dalam mengantisipasi agar Natal dan Tahun Baru ini berjalan dengan lancar, persiapan sudah kami lakukan sejak jauh hari,” kata dia.
PLN memprakirakan beban puncak (BP) saat Nataru mencapai 39 gigawatt (GW) dengan daya mampu pasok (DMP) sebesar 53 GW, maka masih terdapat cadangan daya atau reserve margin sebesar 14 GW.
Perusahaan juga memastikan kecukupan energi primer untuk pembangkit dalam status aman. Seperti, pembangkit batu bara, gas, maupun diesel sampai ke daerah-daerah terisolir dan 3T.
“Kami pastikan seluruh pembangkit memiliki rata-rata hari operasi (HOP) di atas 23 hari,” tutur Darmawan.
Selanjutnya, PLN juga membentuk tim khusus atau special force siaga Nataru dengan menerjunkan sebanyak 81.591 personel yang bersiaga di 1.853 posko seluruh Indonesia.
Personel siaga tersebut dibekali peralatan lengkap, yakni 1.731 unit genset, 735 unit Uninterruptible Power Supply (UPS), 1.206 Unit Gardu Bergerak (UGB).
Guna mendukung mobilitas, personel siaga juga dibekali dengan peralatan lengkap termasuk kendaraan truck crane sebanyak 395 unit, kendaraan motor sebanyak 3.318 unit, dan mobil 3.756 unit.
Tidak hanya itu, PLN juga menyiagakan infrastruktur bagi pengguna kendaraan listrik yang ingin mudik atau liburan ke luar kota selama Nataru. PLN menyiapkan 2.490 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di 1.745 titik strategis di seluruh tanah air.
Khusus untuk pengguna jalur trans Jawa dan trans Sumatera, PLN menyiapkan 500 SPKLU yang tersebar di 297 lokasi. Jumlah SPKLU yang disiagakan ini meningkat delapan kali lipat dari periode Nataru sebelumnya. Secara rata-rata SPKLU tersedia di setiap 23 kilometer pada setiap jalur mudik.
(Nur Ichsan Yuniarto)