Produksi Pabrik Thailand Naik 2,1 Persen di April 2025 tapi Risiko Tarif AS Masih Membayangi
MPI Thailand secara mengejutkan meningkat 2,17 persen pada April 2025 dibanding tahun sebelumnya.
IDXChannel- Indeks Produksi Manufaktur (MPI) Thailand secara mengejutkan meningkat 2,17 persen pada April 2025 dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan sektor ekspor industri, pariwisata, dan manufaktur umum.
Dilansir Channel News Asia, Jumat (30/5/2025), meski mencatat pertumbuhan positif pada April, kinerja sepanjang empat bulan pertama 2025 masih negatif. Secara kumulatif, output manufaktur turun 0,75 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Hal ini mengindikasikan pemulihan belum sepenuhnya solid. Akibat tren tersebut, Kementerian Perindustrian Thailand menurunkan proyeksi pertumbuhan manufaktur tahunan untuk 2025 ke kisaran 0–1 persen, dari sebelumnya 1,5–2,5 persen.
Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran terhadap berlanjutnya tekanan eksternal dan perlambatan global.
Sektor ekspor menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan pada April, dengan kenaikan signifikan sebesar 10,2% secara tahunan. Namun, pemerintah tetap berhati-hati karena risiko dari tarif tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) masih membayangi.
Thailand menjadi salah satu negara yang paling terdampak oleh kebijakan tarif AS dengan bea masuk hingga 36 persen pada produk tertentu. Kebijakan ini diperkirakan akan mulai berlaku penuh setelah masa tenggang berakhir pada Juli, kecuali dicapai kesepakatan.
Selain itu, sektor otomotif Thailand belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Produksi mobil turun tipis 0,4 persen pada April 2025 dan memperpanjang tren penurunan selama 21 bulan berturut-turut.
Secara keseluruhan, meskipun data bulan April memberi secercah harapan, fondasi pertumbuhan manufaktur Thailand masih rapuh. Prospek ke depan akan sangat dipengaruhi oleh dinamika perdagangan global, tarif ekspor, dan kemampuan pemerintah dalam mempertahankan momentum pemulihan di tengah ketidakpastian eksternal.