Puncak Arus Mudik Hari Ini, 47 Ribu Penumpang Kapal Diprediksi Menyeberang ke Sumatera
ASDP memproyeksi sebanyak 47 ribu penumpang akan menyeberang Jawa-Sumatera pada puncak arus mudik hari ini, Jumat (28/3/2025).
IDXChannel - Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Heru Widodo memproyeksikan sebanyak 47 ribu penumpang akan menyeberang Jawa-Sumatera pada puncak arus mudik yang jatuh pada hari ini, Jumat (28/3/2025) atau H-3 Lebaran 2025.
Heru menjelaskan, jumlah tersebut merupakan akumulasi dari kendaraan yang melewati Pelabuhan Merak, Ciwandan, maupun BBJ yang diperuntukkan bagi kendaraan truk atau bus. Kemungkinan, puncak arus mudik akan ramai memasuki pelabuhan sekitar pukul 21.00 WIB.
"Jumlah pemudik yang kemungkinan akan menyeberang pada hari ini diprediksi 47 ribu. Itu dibagi untuk semua golongan kendaraan, baik roda 2, 4, bus, truk, dan lain-lain," ujarnya saat ditemui di Dermaga Eksekutif Merak, Jumat (28/3/2025).
Lebih jauh, Heru menuturkan, untuk kondisi Pelabuhan Merak pada puncak arus mudik 2025 pada hari ini diperkirakan melayani hingga 19,5 ribu kendaraan roda 4.
Sedangkan untuk Pelabuhan Ciwandan, diperkirakan melayani 24 ribu roda 2 pada puncak arus mudik ini. Sementara sisanya adalah truk, bus, dan kendaraan logistik.
Menurutnya Heru, saat ini masyarakat masih cenderung memilih waktu perjalanan pada malam hari ketimbang pagi atau siang hari. Kondisi ini akhirnya meningkatkan potensi kepadatan di pelabuhan-pelabuhan ketika pemudik berangkat secara bersamaan.
"Memang kalau kita lihat dari pagi sampai sore, Merak terpantau sangat lengang sekali, tetapi kalau sudah malam, jam 21.00 WIB sampai subuh biasanya sangat padat," tuturnya.
Namun, kondisi ini sebetulnya sejalan dengan strategi penjualan tiket yang diterapkan oleh ASDP. Tiket yang dibeli oleh penumpang berlaku selama 24 jam, alias tidak ada jam keberangkatan spesifik yang diatur untuk penumpang. Sehingga para penumpang bisa bebas memilih waktu perjalanan masing-masing.
"Memang penumpang kita ini lebih banyak yang memilih perjalanan pada malam hari. Padahal kalau dilakukan perjalanan pagi sampai sore, lengang sekali. Mestinya masyarakat bisa memilih perjalanan dan membagi waktu, tidak hanya memilih di malam hari," kata Heru.
(Fiki Ariyanti)